Masa Kemunduran Bangsa Mongol
Masa Kemunduran (1250 -1500 M) - Bangsa Mongol dan Dinasti Ilkhan
Pada tahun 565 H/1258 M, tentara Mongol yang berkekuatan sekitar 200.000 orang tiba di salah satu pintu Baghdad.Khalifah Al-Mu'tashim betul-betul tidak berdaya dan tidak mampu membendung "topan" tentara Hulagho Khan. Kota Baghdad dihancurkan rata dengan tanah, dan Hulagho Khan menancapkan kekuasaan di Banghdad selama dua tahun, sebelum melanjutkan gerakan ke Syiria dan Mesir.
Jatuhnya kota Baghdad pada tahun 1258 M ke tangan bangsa Mongol bukan saja mengakhiri khilafah Abbasiyah di sana, tetapi juga merupakan awal dari masa kemunduran politik dan peradaban Islam, karena Baghdad sebagai pusat kebudayaan dan peradaban Islam yang sangat kaya dengan khazanah ilmu pengetahuan itu ikut pula lenyap dibumihanguskan oleh pasukan Mongol yang dipimpin Hulagu Khan tersebut.
Bangsa Mongol berasal dari daerah pegunungan Mongolia yang membentang dari Asia Tengah sampai ke Siberia Utara, Tibet Selatan dan Manchuria Barat serta Turkistan Timur. Nenek moyang mereka bernama Alanja Khan, yang mempunyai dua putera kembar, Tatar dan Mongol.Kedua putera itu melahirkan dua suku bangsa besar, Mongol dan Tartar.Mongol mempunyai anak bernama Ilkhan, yang melahirkan keturunan pemimpin bangsa Mongol di kemudian hari.
Dalam rentang waktu yang sangat panjang, kehidupan bangsa Mongol tetap sederhana. Mereka mendirikan kemah-kemah dan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain, menggembala kamhing dan hidup dari hasil buruan. Mereka juga hidup dari hasil perdagangan tradisional, yaitu mempertukarkan kulit binatang dengan binatang yang lain, baik di antara sesama mereka maupun dengan hangsa Turki dan Cina yang menjadi tetangga mereka. Sebagaimana umumnya hangsa nomad, orang-orang Mongol mempunyai watak yang kasar, suka berperang, dan berani menghadang maut dalam mencapai keinginannya.Akan tetapi, mereka sangat patuh kepada pemimpinnya.Mereka menganut agama Syamaniah (Syamanism), menyembah bintang-bintang, dan sujud kepada matahari yang sedang terbit.
Kemajuan bangsa Mongol secara besar-besaran terjadi pada masa kepemimpinan Yasugi Bahadur Khan.la herhasil menyatukan 13 kelompok suku yang ada waktu itu. Setelah Yasugi meninggal, puteranya, Timujin yang masih berusia 13 tahun tampil sebagai pemimpin. Dalam waktu 30 tahun, ia berusaha memperkuat angkatan perangnya dengan menyatukan hangsa Mongol dengan suku bangsa lain sehingga menjadi satu pasukan yang teratur dan tangguh. Pada tahun 1206 M, ia mendapat gelar Jengis Khan, Raja Yang Perkasa. la menetapkan suatu undang-undang yang disebutnya Alyasak atau Alyasah, untuk mengatur kehidupan rakyatnya. Wanita mempunyai kewajiban/yang sama dengan laki-laki dalam kemiliteran. Pasukan perang dibagi dalam beberapa kelompok besar dan kecil, seribu, dua ratus, dan sepuluh orang.Tiap-tiap kelompok dipimpin oleh seorang komandan.Dengan demikian bangsa Mongol mengalami kemajuan pesat di bidang militer.
Setelah pasukan perangnya terorganisasi dengan haik, Jengis Khan berusaha memperluas wilayah kekuasaan dengan melakukan penaklukan terhadap daerah-daerah lain. Serangan pertama diarahkan ke kerajaan Cina.la herhasil menduduki Peking tahun 1215 M. Sasaran selanjutnya adalah negeri-negeri Islam. Pada tahun 606 H/1209 M, tentara Mongol keluar dari negerinya dengan tujuan Turki dan Ferghana, kemudian terus ke Samarkand.Pada mulanya mereka mendapat perlawanan berat dari penguasa Khawarizm, Sultan Ala al-Din di Turkistan.Pertempuran berlangsung seimbang.Karena itu, masing-masing kembali ke negerinya.Sekitar sepuluh tahun kemudian mereka masuk Bukhara, Samarkand, Khurasan, Hamadzan, Quzwain, dan sampai ke perbatasan Irak. Di Bukhara, ibu kota Khawarizm, mereka kembali mendapat perlawanan dari Sultan Ala al-Din, tetapi kali ini mereka dengan mudah dapat mengalahkan pasukan Khawarizm, Sultan Ala al-Din tewas dalam pertempuran di Mazindaran tahun 1220 M. la digantikan oleh puteranya, Jalal al-Din yang kemudian melarikan diri ke India karena terdesak dalam pertempuran di dekat Attock tahun 1224 M. Dari sana pasukan Mongol terus ke Azerbaijan: Di setiap daerah yang dilaluinya, pembunuhan besar-besaran terjadi. Bangunan-bangunan indah dihancurkan sehingga tidak berbentuk lagi, demikian juga isi bangunan yang sangat bernilai sejarah.Sekolah-sekolah, mesjid-mesjid dan gedung-gedung lainnya dibakar.
Pada saat kondisi fisiknya mulai lemah, Jengis Khan membagi wilayah kekuasaannya menjadi empat bagian kepada empat orang puteranya, yaitu Juchi, Chagatai, Ogotai dan Tuli. Chagatai berusaha menguasai kembali daerah-daerah Islam yang pemah ditaklukkan dan berhasil merebut Illi, Ferghana, Ray, Hamazan, dan Azerbaijan.Sultan Khawarizm, Jalal al-Din berusaha keras membendung serangan tentara Mongol ini, namun Khawarizm tidak sekuat dulu.Kekuatannya sudah banyak terkuras dan akhirnya terdesak.Sultan melarikan diri. Di sebuah daerah pegunungan ia dibunuh oleh seorang Kurdi. Dengan demikian, berakhirlah kerajaan Khawarizm.Kematian Sultan Khawarizmsyah itu membuka jalan bagi Chagatai untuk melebarkan sayap kekuasaannya dengan lebih leluasa.
Saudara Chagatai, Tuli Khan menguasai Khurasan. Karena kerajaan-kerajaan Islam sudah terpecah belah dan kekuatannya sudah lemah.Tuli dengan mudah dapat menguasai Irak.la meninggal tahun 654 H/1256 M, dan digantikan oleh puteranya, Hulagu Khan.
Pada tahun 656 H/1258 M, tentara Mongol yang berkekuatan sekitar 200.000 orang tiba di salah satu pintu Baghdad.Khalifah al-Mu'tashim, penguasa terakhir Bani Abbas di Baghdad (1243 - 1258), betul-betul tidak mampu membendung "topan" tentara Hulagu Khan.Pada saat yang kritis tersebut, wazir khilafah Abbasiyah.Ibn al-' Alqami ingin mengambil kesempatan dengan menipu khalifah.la mengatakan kepada khalifah. "Saya telah menemui mereka untuk perjanjian damai.Raja (Hulagu Khan) ingin mengawinkan anak perempuannya dengan Abu Bakr.putera khalifah. Dengan demikian, Hulagu Khan akan menjamin posisimu. la tidak menginginkan sesuatu kecuali kepatuhan, sebagaimana kakek- kakekmu terhadap sultan-sultan Seljuk.
Khalifah menerima usul itu.la keluar bersama beberapa orang pengikut dengan membawa mutiara, permata dan hadiah-hadiah berharga lainnya untuk diserahkan kepada Hulagu Khan. Hadiah-hadiah itu dibagi-bagikan Hulagu kepada para panglimanya.Kebe- rangkatan khalifah disusul oleh para pembesar istana yang terdiri dari ahli fikih dan orang-orang terpandang. Tetapi, sambutan Hulagu Khan sungguh di luar dugaan khalifah. Apa yang dikatakan wazirya temyata tidak benar. Mereka semua.termasuk wazir sendiri. dibunuh dengan leher dipancung secara bergiliran. Dengan pembunuhan yang kejam ini.berakhirlah kekuasaan Abbasiyah di Baghdad. Kota Baghdad sendiri dihancurkan rata dengan tanah, sebagaimana kota-kota lain yang dilalui tentara Mongol tersebut.
Walaupun sudah dihancurkan, Hulagu Khan memantapkan kekuasaannya di Baghdad selama dua tahun, sebelum melanjutkan gerakan ke Syria dan Mesir. Dari Baghdad pasukan Mongol menyeberangi sungai Euphrat menuju Syria, kemudian melintasi Sinai, Mesir.Pada tahun 1260 M mereka berhasil menduduki Nablus dan Gaza. Panglima tentara Mongol, Kitbugha, mengirim utusan ke Mesir meminta supaya Sultan Qutuz yang menjadi raja kerajaan Mamalik di sana menyerah. Permintaan itu ditolak oleh Qutuz, bahkan utusan Kitbugha dibunuhnya.
Tindakan Qutuz ini menimbulkan kemarahan di kalangan tentara Mongol.Kitbugha kemudian melintasi Yordania menuju Galilie.Pasukan ini bertemu dengan pasukan Mamalik yang dipimpin langsung oleh Qutuz dan Baybras di ' Ain Jalut.Pertempuran dahsyat terjadi, pasukan Mamalik berhasil menghancurkan tentara Mongol, 3 September 1260 M.
Baghdad dan daerah-daerah yang ditaklukkan Hulagu selanjutnya diperintah oleh dinasti Ilkhan.Ilkhan adalah gelar yang diberikan kepada Hulagu.Daerah yang dikuasai dinasti ini adalah daerah yang ter1etak antara Asia Kecil di barat dan India di timur, dengan ibukotanya Tabriz. Umat Islam, dengan demi dipimpin oleh Hulagu Khan, seorang raja yang beragama Syamanism. Hulagu meninggal tahun 1265 M dan diganti oleh anaknya, Abaga ( 1265-1282 M) yang masuk Kristen. Baru rajanya yang ketiga, Ahmad Teguder ( 1282-1284M), yang masuk Islam. Karena masuk Islam, Ahmad Teguder ditantang oleh pembesar- pembesar kerajaan yang lain. Akhimya, ia ditangkap dan dibunuh oleh Arghun yang kemudian menggantikannya menjadi raja (1284-1291 M). Raja dinasti Ilkhan yang keempat ini sangat kejam terhadap umat Islam. Banyak di antara mereka yang dibunuh dan diusir .
Selain Teguder, Mahmud Ghazan ( 1295-1304 M), raja yang ketujuh, dan raja-raja selanjutnya adalah pemeluk agama Islam. Dengan masuk Islamnya Mahmud Ghazan -sebelumnya beragama Budha, Islam meraih kemenangan yang sangat besar terhadap agama Syamanisme. Sejak itu pula orang-orang Persia mendapatkan kemerdekaannya kembali .
Berbeda dengan raja-raja sebelumnya, Ghazan mulai memperhatikan perkembangan peradaban.la seorang pelindung ilmu pengetahuan dan sastera. la amat gemar kepada kesenian terutama arsitektur dan ilmu pengetahuan alam seperti astronomi, kimia, mineralogi, metalurgi dan botani. la membangun semacam biara untuk para darwis, perguruan tinggi untuk mazhab Syafi'i dan Hanafi, sebuah perpustakaan, observatorium, dan gedung-gedung umum lainnya. la wafat dalam usia muda, 32 tahun, dan digantikan oleh Muhammad Khudabanda Uljeitu (1304-1317 M), seorang penganut syi'ah yang ekstrem. la mendirikan kota raja Sultaniyah, dekat Zan jan. Pada masa pemerintahan Abu Sa' id ( 1317-1335 M), pengganti Muhammad Khudabanda, terjadi bencana kelaparan yang sangat menyedihkan dan angin topan dengan hujan es yang mendatangkan malapetaka. Kerajaan Ilkhan yang didirikan Hulagu Khan ini terpecah belah sepeninggal Abu Sa'id. Masing-masing pecahan saling memerangi.Akhirnya, mereka semua ditaklukkan oleh Timur Lenk.
Serangan-Serangan Timur Lenk (Masa Kemunduran)
Timur Lenk merupakan keturunan Mongol yang sudah masuk Islam, dimana sisa-sisa kebiadaban dan kekejaman masih melekat kuat.Dia berhasil menaklukkan Tughluk Temur dan Ilyas Khoja, dan kemudian dia juga melawan Amir Hussain (iparnya sendiri).Dan dia memproklamirkan dirinya sebagai penguasa tunggal di Transoxiana, pelanjut Jagati dan Turunan Jengis Khan.
Setelah lebih dari satu abad umat Islam menderita dan berusaha bangkit dari kehancuran akibat serangan bangsa Mongol di bawah Hulagu Khan, malapetaka yang tidak kurang dahsyatnya datang kembali, yaitu serangan yang juga dari keturunan bangsa Mongol. Berbeda dari Hulagu Khan dan keturunannya pada dinasti Ilkhan, penyerang kali ini sudah masuk Islam, tetapi sisa-sisa kebiadaban dan kekejaman masih melekat kuat. Serangan itu dipimpin oleh Timur Lenk, yang berarti Timur si Pincang.
Sang penakluk ini lahir dekat Kesh (sekarang Khakhrisyabz, "kota hijau", Uzbekistan), sebelah selatan Samarkand di Transoxiana, pada tanggal 8 April 1336 M/25 Sya'ban 736 H, dan meninggal di Otrar pada tahun 1404 M. Ayahnya bernama Taragai, kepala suku Barlas, keturunan Karachar Noyan yang menjadi menteri dan kerabat Jagatai, putera Jengis Khan. Suku Barlas mengikuti Jagatai mengembara ke arah barat dan menetap di Samarkand.Taragai menjadi gebernur Kesh. Keluarganya mengaku keturunan Jengis Khan sendiri.
Sejak usia masih sangat muda, keberanian dan keperkasaannya yang luar biasa sudah terlihat. Ia sering diberi tugas untuk menjinakkan kuda-kuda binal yang sulit ditunggangi dan memburu binatang-binatang liar. Sewaktu berumur 12 tahun, ia sudah terlibat dalam banyak peperangan dan menunjukkan kehebatan dan keberanian yang mengangkat dan mengharumkan namanya di kalangan bangsanya. Akan tetapi, baru setelah ayahnya meninggal, sejarah keperkasaannya bermula setelah Jagatai wafat, masing-masing Amir melepaskan diri dari pemerintahan pusat. Timur Lenk mengabdikan diri pada Gubernur Transoxiana, Amir Qazaghan Ketika Qazaghan meninggal dunia, datang serbuan dari Tughluq Temur Khan, pemimpin Moghulistan, yang menjarah dan menduduki Transoxiana.
Timur Lenk bangkit memimpin perlawanan untuk membela nasib kaumnya yang tertindas.Tughluq Temur setelah melihat keberanian dan kehebatan Timur, menawarkan kepadanya jabatan gubernur di negeri kelahirannya.Tawaran itu diterima. Akan tetapi, setahun setelah Timur Lenk diangkat menjadi gubernur, tahun 1361 M, Tughluq Temur mengangkat puteranya,Ilyas Khoja menjadi gubernur Samarkand dan Timur Lenk menjadi wazirya. Tentu saja Timur Lenk menjadi berang.Ia segera bergabung dengan cucu Qazaghan, Amir Husain, mengangkat senjata memberontak terhadap Tughluq Temur.
Timur Lenk berhasil mengalahkan Tughluq Temur dan Ilyas Khoja.Keduanya dibinasakan dalam pertempuran.Ambisi Timur Lenk untuk menjadi raja besar segera muncul. Karena ambisi itulah ia kemudian berbalik memaklumkan perang melawan Amir Husain, walaupun iparnya sendiri. Dalam pertempuran antara keduanya, ia berhasil mengalahkan dan membunuh Amir Husain di Balkh. Setelah itu, ia memproklamirkan dirinya sebagai penguasa tunggal di Transoxiana, pelanjut Jagatai dan turunan Jengis Khan, pada 10 April 1370 M. Sepuluh tahun pertama pemerintahannya, ia berhasil menaklukkan Jata dan Khawarizm dengan sembilan ekspedisi.
Setelah Jata dan Khawarizm dapat ditaklukkan, kekuasaannya mulai kokoh.Ketika itulah Timur Lenk mulai menyusun rencana untuk mewujudkan ambisinya menjadi penguasa besar, dan berusaha menaklukkan daerah-daerah yang pernah dikuasai oleh Jengis Khan.Ia berkata, "Sebagaimana hanya ada satu Tuhan di alam ini, maka di bumi seharusnya hanya ada seorang raja".
Pada tahun 1381 M ia menyerang dan berhasil menaklukkan Khurasan. Setelah itu serbuan ditujukan ke arah Herat. Di sini ia juga keluar sebagai pemenang. Ia tidak berhenti sampai di situ, tetapi terus melakukan serangan ke negeri-negeri lain dan berhasil menduduki negeri-negeri di Afghanistan, Persia, Fars dan Kurdistan. Di setiap negeri yang ditaklukkannya, ia membantai penduduk yang melakukan perlawanan. Di Sabzawar, Afghanistan, bahkan ia membangun menara, disusun dari 2000 mayat manusia yang dibalut dengan batu dan tanah liat. Di Isfa, ia membantai lebih kurang 70.000 penduduk.Kepala-kepala dari mayat-mayat itu dipisahkan dari tubuhnya dan disusun menjadi menara. Dari sana ia melanjutkan ekspansinya ke Irak, Syria dan Anatolia (Turki). Tahun 1393 Mia menghancurkan dinasti Muzhaffari di Fars dan membantai amir-amirnya yang masih hidup. Pada tahun itu pula Baghdad dijarahnya, dan setahun kemudian ia berhasil menduduki Mesopotamia. Penguasa Baghdad itu, Sultan Ahmad Jalair, melarikan diri ke Syria.Ia kemudian menjadi Vassal dari Sultan Mesir, Al-Malik al-Zahir Barquq. Penguasa dinasti Mamalik yang berpusat di Mesir ini adalah satu-satunya raja yang tidak mau dan tidak berhasil ditundukkannya.Utusan-utusan Timur Lenk yang dikirim ke Mesir untuk perjanjian damai, sebagian dibunuh dan sebagian lagi diperhinakan, kemudian disuruh pulang ke Timur Lenk.Mesir, sebagaimana pada masa serangan-serangan Hulagu Khan, kembali selamat dari serang bangsa Mongol. Karena Sultan Barquq tidak mau mengekstradisi Ahmad Jalair yang berada dalam perlindungannya, Timur Lenk kemudian melancarkan invasi ke Asia Kecil menjarah kota-kota, Takrit, Mardin dan Amid. Di Takrit, kota kelahiran Salahuddin al-Ayyubi, ia membangun sebuah piramida dari tengkorak kepala korban-korbannya.
Pada tahun 1395 M ia menyerbu daerah Qipchak, kemudian menaklukkan Moskow yang didudukinya selama lebih dari setahun. Tiga tahun kemudian ia menyerang India. Konon alasan penyerbuannya adalah karena ia menganggap penguasa muslim di daerah ini terlalu toleran terhadap penganut Hindu. Ia sendiri berpendapat, semestinya penguasa muslim itu memaksakan Islam kepada penduduknya. Di India ia membantai lebih dari 80.000 tawanan. Dalam rangka pembangunan masjid di Samarkand, ia membutuhkan batu-batu besar. Untuk itu, 90 ekor gajah dipekerjakan mengangkat batu-batu besar itu dari Delhi ke Samarkand.
Setelah fondasi masjid dibangun, tahun 1399 M Timur Lenk berangkat memerangi Sultan Mamalik di Mesir yang membantu Ahmad Jalair, penguasa Mongol di Baghdad yang lari ketika ia menduduki kota itu sebelumnya, dan memerangi Kerajaan Usmani di bawah Sultan Bayazid I. Dalam perjalanannya itu, ia menaklukkan Georgia. Di Sivas, Anatolia sekitar 4000 tentara Armenia dikubur hidup-hidup untuk memenuhi sumpahnya bahwa darah tidak akan tertumpah bila mereka menyerah.
Pada tahun 1401 M ia memasuki daerah Syria bagian utara. Tiga hari lamanya Aleppo dihancurleburkan.Kepala dari 20.000 penduduk dibuat piramida setinggi 10 hasta dan kelilingnya 20 hasta dengan wajah mayat menghadap keluar.Banyak bangunan seperti sekolah dan masjid yang berasal dari zaman Nuruddin Zanki dan Ayyubi dihancurkan.Hamah, Horns dan Ba'labak berturut-turut jatuh ketangannya. Pasukan Sultan Faraj dari Kerajaan Mamalik dapat dikalahkannya dalam suatu pertempuran dahsyat sehingga Damaskus jatuh ke tangan pasukan Timur lenk pada tahun 1401 M. Akibat peperangan itu masjid Umayyah yang bersejarah rusak berat tinggal dinding-dindingnya saja yang masih tegak. Dari Damaskus para seniman ulung dan pekerja atau tukang yang ahli dibawanya ke Samarkand.Ia memerintahkan ulama yang menyertainya untuk mengeluarkan fatwa membenarkan tindakan-tindakannya itu. Setelah itu serangan dilanjutkan ke Baghdad. Ketika Baghdad berhasil ditaklukkan, ia melakukan pembantaian besar-besaran terhadap 20.000 penduduk sebagai pembalasan atas pembunuhan terhadap banyak tentaranya sewaktu mengepung kota itu. Di sini, seperti kebiasaannya, ia kemudian mendirikan 120 buah piramida dari kepala mayat-mayat sebagai tanda kemenangan.
Kerajaan Usmani, oleh Timur Lenk dipandang sebagai tantangan terbesar, karena kerajaan ini menguasai banyak daerah bekas imperium Jengis Khan dan Hulagu Khan. Bahkan, Sultan Bayazid, penguasa tertinggi kerajaan ini sebelumnya berhasil meluaskan daerah kekuasaannya ke daerah-daerah yang sudah ditaklukkan oleh Timur Lenk.Karena itu Timur Lenk sangat berambisi mengalahkan kerajaan ini.Ia mengerahkan bala tentaranya untuk memerangi tentara Bayazid I. Di Sivas terjadi peperangan hebat antara kedua pasukan itu. Timur Lenk keluar sebagai pemenang dan putera Bayazid I, Erthugrul, terbunuh dalam pertempuran tersebut.Pada tahun 1402 M terjadi peperangan yang menentukan di Ankara.Tentara Usmani kembali menderita kekalahan, sementara Sultan Bayazid sendiri tertawan ketika hendak melarikan diri.Bayazid akhirnya meninggal dalam tawanan. Timur Lenk melanjutkan serangannya ke Broessa, ibu kota lama Turki, dan Syria. Setelah itu ia kembali ke Samarkand untuk merencanakan invasi ke Cina. Namun, di tengah perjalanan, tepatnya di Otrar, ia menderita sakit yang membawa kepada kematiannya.Ia meninggal tahun 1404 M, dalam usia 71 tahun. Jenazahnya dibawa ke Samarkand untuk dimakamkan dengan upacara kebesaran.
Sekalipun ia terkenal sebagai penguasa yang sangat ganas dan kejam terhadap para penentangnya, sebagai seorang muslim Timur Lenk tetap memperhatikan pengembangan Islam. Bahkan dikatakan, ia seorang yang saleh. Konon, ia adalah penganut Syi'ah yang taat dan menyukai tasawuf tarekat Naqsyabandiyyah. Dalam perjalanan-perjalanannya ia selalu membawa serta ulama-ulama, sastrawan dan seniman. Ulama dan ilmuwan dihormatinya. Ketika berusaha menaklukkan Syria bagian utara, ia menerima dengan hormat sejarawan terkenal, Ibnu Khaldun yang diutus Sultan Faraj untuk membicarakan perdamaian. Kota Samarkand diperkayanya dengan bangunan-bangunan dan masjid yang megah dan indah. Di masa hidupnya kota Samarkand menjadi pasar internasional, mengambil alih kedudukan Baghdad dan Tabriz. Ia datangkan tukang-tukang yang ahli, seniman-seniman ulung, pekerja-pekerja yang pandai dan perancang-perancang bangunan dari negeri-negeri taklukannya; Delhi, Damaskus dan lain-lain. Ia meningkatkan perdagangan dan industri di negerinya dengan membuka rute-rute perdagangan yang baru antara India dan Persia Timur. Ia berusaha mengatur administrasi pemerintahan dan angkatan bersenjata dengan cara-cara rasional dan berjuang menyebarkan Islam.
Setelah Timur Lenk meninggal, dua orang anaknya, Muhammad Jehanekir dan Khalil, berperang memperebutkan kekuasaan.Khalil (1404-1405 M) keluar sebagai pemenang. Akan tetapi, ia hidup berfoya-foya menghabiskan kekayaan yang ditinggalkan ayahnya. Karena itu saudaranya yang lain, Syah Rukh (1405-144 7 M), merebut kekuasaan dari tangannya. Syah Rukh berusaha mengembalikan wibawa kerajaan.Ia seorang raja yang adil dan lemah lembut. Setelah wafat, ia diganti oleh anaknya Ulugh Bey (1447-1449 M), seorang raja yang alim dan sarjana ilmu pasti. Namun, masa kekuasaannya tidak lama. Dua tahun setelah berkuasa ia dibunuh oleh anaknya yang haus kekuasaan, Abdal-Latif (1449- 1450 M). Raja besar dinasti Timuriyah yang terakhir adalah Abu Sa'id (1452-1469 M).Pada masa inilah kerajaan mulai terpecah belah.Wilayah kerajaan yang luas itu diperebutkan oleh dua suku Turki yang baru muncul ke permukaan, Kara Koyunlu (domba hitam) dan Ak Koyunlu (domba putih).Abu Sa'id sendiri terbunuh ketika bertempur melawan Uzun Hasan, penguasa Ak Kdyunlu.
DINASTI MAMALIK DI MESIR:
PEMBENTUKAN, KEMAJUAN, DAN KEHANCURAN
I. Pendahuluan
Serangan Hulagu yang membumihanguskan pusat peradaban Islam di Bagdad, sehingga tamatlah riwayat khilafah Islam di Bagdad.Jika ada negeri Islam yang selamatdari kehancuran akibat serangan bangsa mongol, baik serangan Hulagu dan Timur Lenk, maka negeri itu adalah Mesir yang ketika itu di bawah kekuasan Dinasti Mamalik.
Dinasti Mamalik di Mesir adalah sebuah dinasti yang mempunyai corak tersendiri dan cukup unik.Karena Dinasti ini berdiri atas kesatuan dan persatuan para budak yang terdiri dari berbagai ras dan suku bangsa, bahkan dapat membentuk suatu pemerintahan oligarki di suatu negarayang bukan tumpah darah mereka.Mereka mampu bertahan selama dua setengah abad dalam memimpin suatu Dinasti.
Dinasti Mamalik di mesir mulai bangkit bersamaan dengan runtuhnya kekuasaan di Bagdad dan kemunduran kekuasan Islam di Spanyol.Oleh karena itu, perkembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan dalam dinasti ini cukup pesat.
Di dalam makalah ini dibahas proses pembentukan Dinasti Mamalik di Mesir beserta kemajuan-kemajuan yang telah dicapainya, baik dalam bidang politik, ekonomi, dan ilmu pengetahuan. Sebagai kelanjutannya di bahas pula kehancuran Dinasti ini.
II. PEMBENTUKAN
Mamalik adalah bentuk plural dari Mamluk yang berarti budak.Kaum Mamalik adalah para imigran di Mesir.Pada mulanya adalah para budak yang didatangkan dari daerah pegunungan Kaukasus dan laut Kaspia.Pada masa pemerintahan Ayyubiyah mereka ditempatkan di barak-barak militer pulau Raudah di sungai Nil untuk dilatih dan dididik, baik dalam bidang militer maupun keagamaan.Karena pusat latihan dan pendidikan mereka bertempat dekat dengan sungai Nil, yang juga disebut Bahr yang berarti laut.Oleh karena itu, mereka disebut al-Mamalik al-Bahryun atau Mamluk Bahr yang berkuasa pada tahun (1250-1390 M). Sedangkan mereka yang ditempatkan di benteng-benteng istana di kota Kairo disebut al-Mamalik al-Burjiyun, yang melanjutkan kekuasaan Dinasti Mamalik pada tahun (1382-1517 M).
Terbentuknya Dinasti Mamalik di Mesir tidak dapat dipisahkan dari Dinasti Ayyubiyah.Ketika terjadi pertentangan dan perebutan kekuasaan antara al-Malik Adil Syaifuddin dengan saudaranya al-Malik al-Shalih Najmuddin, tentara yang berasal dari suku Kurdi memihak pada al-Malik Adil.Sedangkan tentara yang bergabung dalam Mamluk al-Bahr mendukung al-Malik al-Shalih.Akhirnya al-Malik Shalih dapat menduduki singgasana sebagai sultan Dinasti Ayyubiyah pada tahun 1240-1249.sejak masa itu kaum Mamalik mempunyai pengaruh besar dalam kemilteran dan pemerintahan, karena mereka menjadi ajudan sultan.
Al-Malik al Shalih menempatkan para Mamluk pada kelompok elite yang terpisah dari masyarakat dan satuan-satuan militer lainnya.Kehadiran Mamalik merupakan pilar dalam berlangsungnya kekuasaan al-Malik al-shalih, sedangkan keistimewaan yang diberikannya kepada kaum Mamalik itu, memberikan kemudahan bagi mereka dalam peningkatan karir dalam pemerintahan.
Al-Malik al-Shalih mangkat pada tanggal 23 November 1249 M. Kematiannya dirahasiakan oleh istrinya yang bernama Syarajat al-Durr yang berasal dari budak, untuk meredam kekacauan yang timbul akibat berita kematian itudan menunggu putera mahkota Turansyah yang datang dari Messopotamia. Setelah Turansyah memegang tampuk kekuasaan terjadi keguncangan pada kaum Mamalik, karena eksistensi mereka pada pemerintahan mulai goyah.Hal ini disebabkan karena Turansyah bukanlah orang yang dekat dengan mereka.Ia lebih cenderung pada pengawal dari Kurdi yang merupakan saingan kaum Mamalik dan dia tidak banyak mengetahui tentara Mesir, karena ia lama bermukim di jazirah Efrat. Mamluk al-Bahr berusaha memperkuat diri di bawah pimpinan Baybars dan Aybak.Pada tahun 1250 M. Mereka berhasil merebut kekuasaan dari al-Malik al-Muazzam Turansyah dengan membunuhnya.Diangkatlah Syajarat al-Durr sebagai sultan (wanita) mereka.Dari sini terbentuklah Dinasti Mamalik di Mesir yang dipimipin oleh seorang budak dan tamatlah riwayat Dinasti Ayyubiyah di Mesir.
Para Budak mengangkat Syajarat al-Durr sebagai sultan mereka yang pertama, karena ia berdarah budak yang sudah dimerdekakan setelah melahirkan seorang putera darial-Malik al-shalih, juga dengan harapan akan tetap membela kepentingan kaum Mamalik. Di samping itu juga dimaksud untuk meredam persaingan dikalangan pemimpn Mamluk yang berambisi menjadi sultan, seperti Aybak, Baybars, dan qutuz.Dengan demikian tidak melemahkan kekuasan Dinasti yang baru tumbuh itu.Akhirnya Baybars dan sejumlah pengikutnya berangkat ke Syiria, karena kegagalannya menduduki jabatan sultan, sementara Aybak dan Qutuz tetap tinggal di Mesir.
Syajarat al-Durr adalah satu-satunya sultan dari kalangan wanita yang memimpin Dinasti dalam dunia Islam yang mengatur daerah Afrika bagian Utara dan Asia Barat.Dia mencetak mata uang atas namanya dan namanya disebut di khotbah Jumat.Untuk mengendalikan tugas-tugas pemerintahan Aybak terpilih sebagai wakilnya atas kesepakatan para Amir.Tampaknya Aybak tidak puas dengan kedudukannya. Oleh karena itu, ia kawini Syajarat al-Durr dan bertindak sebagai sultan dengan gelar al-Muizz Izzuddin Aybak yang berkuasa tahun 1250-1257 M.
Aybak kemudian ingin menyingkirkan Syajarat al-Durr.Akan tetapi, sultan wanita ini tidak kalah waspada.Ia bunuh suaminya itu di kamar mandi. Namua, Syajarat al-Durr kemudian tewas pula dibunuh oleh para pendukung Aybak. Kemudian kekuasaan berpindah ke tangan Nuruddin Ali, putera Aybak yang masih muda usia. Secara praktis yang memegang kendali kekuasaan adalah Qutuz, salah seorang tokoh Mamluk yang terkenal dan bertindak sebagai wakil sultan.Nuruddin Ali setelah memerintah selama dua tahun (1257-1259 M) mengundurkan diri dari jabatannya.Dengan sendirinya Qutuz menggantikan posisi Nuroddin Ali.Pada masa ini Baybar Tokoh Mamalik kembali ke Mesir dengan pendukungnya.Hal ini disambut baik oleh Qutuz.
Di masa Qutuz, Dinasti Mamalik mendapat ancaman serangan dari Mongol.Tentara Mongol setelah menghancurkan Bagdad kemudian menyerbu daerah sungai Eufrat menuju Syiria.Selanjutnya melintasi Sinai menuju Mesir.Pada awal tahun 1260 M. Mongol sudah menduduki Nablus dan Gaza tanpa ada perlawanan yang berarti dari penduduk setempat. Sebelum menyerbu Mesir, tentara Mongol yang dipimpin Kitabugha mengirim utusan kepada Qutuz meminta agara ia menyerah kepada Hulagu di Bagdad. Qutuz menolaknya, bahkan membunuh utusannya.Untuk memperkuat dirinya, Qutuz meminta bantuan pada pihak Prancis yang menguasai jalur Palestina, agar mengirimkan bantuan militer, logistik dan memberi izin untuk menggunakan jalur sekitar Palestina.Prancis menolak memberikan bantuan militer, tetapi mengabulkan permintaan Qutuz yang lainnya.
Kemudian sultan Qutuz dengan dibantu oleh Baybars membawa pasukannya ke wilayah kekuasaan Prancis.Mereka bergerak ke Utara sepanjang pantai Palestina dan membentuk kamp di daerah Acre.Hal ini dilakukan untuk menghadang musuh di daerah itu.Strategi ini membawa keuntungan bagi pihak pasukan Qutuz.Yaitu, tentara Mamalik dapat mengadakan serangan mendadak karena kedatangan mereka di tempat ini tidak diduga oleh tentara Mongol. Apabila pasukan Mamalik kalah, Prancis tidak tinggal diam, sebab mongol akan menjarah ke dalam wilayah Prancis, lebih-lebih sebelumnya mongol membujuk Prancis untuk bergabung dengan mereka, tetapi ditolak oleh Prancis.
Tentara mongol yang diperkuat oleh orang-orang Armenia dan Georgia melintasi Yordania menuju Galile.Mendenga mongol bergerak ke arah Galile, pasukan Mamalik di bawah komando Qutuz dan Baybars bergerak ke tenggara menghadang tentara Mongol di Ain Jalut.Kedua pasukan bertemu dan berperang, dalam pertempuran ini tentara Mamalik dapat mengalahkan pasukan Mongol.Peristiwa ini terjadi pada tahun 1260 M. Kemenangan Mamalik melawan Mongol ini membangkitkan semangat umat Islam di wilayah-wilayah lainnya untuk melawan tentara Mongol.Dinasti Mamalik mempunyai prestise yang tinggi di dunia Islam dengan mengalahkan Mongol, sehingga penguasa-penguasa di Syiria ketika itu menyatakan kesetiaannya kepada Dinasti ini.
III. KEMAJUN
Baybars dinobatkan sebagai sultan setelah meninggalnya Qutuz.Baybars memerintah pada tahun 1260-1277 M. Masa yang cukup panjang dalam memerintah dan kecakapannya dalam mengatur strategi pemerintahan, membuat Baybars mampu mengantarkan Dinasti ini mencapai kejayaannya. Menurut K. Hitti, Baybars al-Bunduqdari dianggap sebagai pembangun hakiki Dinasti Mamalik dan sebagai sultan yang terbesar. Bidang-bidang yang mengalami kemajuan dalam Dinasti ini antara lain:
A. Bidang kemitraan dan pemerintahan
Baybars mengadakan konsolidasi dengan mantap dibidang kemiliteran dan pemerintahan.Hal ini untuk menangkis ancaman-ancaman dari dalam maupun dari luar. Jabatan-jabatan penting di pemerintahan ia berikan kepada anggota militer yang berprestasi. Ia tahu bahwa pendukungnya yang mayoritas Sunni menginginkan agar ia mendapat legitimasi dari khalifah. Untuk itu, Baybars melakukan baiat terhadap al-Mustanshir, khalifah keturunan Bani Abbas yang berhasil lolos dari pembantaian Hulagu, karena ia dan keluarganya melarikan diri ke Syiria dan mendapat perlindungan di sana. Al-Mustanshir memberikan legitimasi kepada Baybars untuk menjadi sultan. Bahkan, ia diberi hak kekuasaan atas daerah Mesir, Syiria, Hijaz, Yaman dan lembah sungai Eufrat. Baiat ini mengundang simpati rakyat dan penguasa Islam lainnya.Baybars juga mengikuti jejak Dinasti Ayyubiyah, yaitu menghidupkan golongan Sunni.Ini semakin memperkokoh kedudukannyadi kalangan rakyat yang mayoritas bermazhab Sunni.
Baybars juga membuka hubungan diplomatik dengan negara tetangga.Diperbaharuinya hubungan dengan Konstantinopel, hubungan dengan Sisilia, bahkan raja Sicilia Charles Anjou sampai mengirimkan hadiah kepadanya sebagai tanda persahabatan. Dalam lapangan militer, Baybars diakui sebagai panglima yang tangguh.Ia gunakan sebagian masa jabatannya untuk menghancurkan sebagian besar kekuatan Salib di sepanjang pantai laut Tengah. Pemberontakan kaum Assasin di pegunungan Syiria dapat dilumpuhkannya.Nubia dan sepanjang pantai laut Merah di peranginya, bahkan kapal-kapal Mongol di Anatolia diserangnya pula.Semangat yang membaja ini ditimbulkan oleh kemenangannya pada peristiwa di ain Jalut.
B. Bidang ekonomi
Kemajuan dalam bidang ekonomi yang dicapai oleh Dinasti Mamalik melalui sektor perdagngan dan pertanian.Di sektor perdagangan, pemerintah memperluas hubungan dagang dengan Italia dan Prancis. Setelah jatuhnya Bagdad, kota Kairo merupakan kota strategis dan pennting bagi bagi perdagangan. Karena jalur perdagangan dari asia Tengah dan Teluk Persia melalui Bgadad ke Barat menjadi lumpuh. Dengan demikian jalur perdagangan dari laut Merah dan laut Tengah ke Barat pindah ke Kairo. Hal ini menyebabkan melimpahnya devisa negara dari sektor perdagangan.
Dalam sektor pertanian, pemerintah membangun sebuah kanal untuk kirigasi pertanian, kanal tersebut dibangun dari kota Alexanderia sampai sungai Nil pada tahun 1311 M. Dengan demikian mendukung hasil devisa negara dari sektor pertanian.
C. Bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan
Serangan Mongol di Bagdad, menyebabkan kehancuran peradaban dan ilmu pengetahuan di sana. Hal ini menyebabkan banyaknya para ilmuan yang pindah dan melarikan diri ke Mesir serta menetap di sana. Mesir yang dikenal sebagai pusat peradaban sejak awal, maka tidaklah sulit untuk pengemabngan ilmu dan kebudayaan.Terlebih lagi para sultan Dinasti ini memberikan perhatian yang sangat besar terhadap pengembangan tersebut.
Ilmu pengetahuan yang berkembang di masa Dinasti ini ditandai munculnya para ilmuan dan ulama terkemuka dalam bidang sejarah, kedokteran, astronomi, matematika dan alin-lainnya. Di masa ini munculnya sejarawan ulung seperti, Ibnu Khlaikan yang mengarang buku Wafayat al-A’yun wa Anba Zaman, dan juga tokoh sejarawan lainnya, seperti Abu al-Fida dan Ibnu Taghri Birdi. Di dalam bidang Astronomi dikenal nama Nasir al-Din Tusi dan seorang tokoh sufi yang kenamaan. Dalam bidang kedokteran muncul Ibnu al-Nafis, ia dikenal sebagai penemu susunan peredaran darah dalam paru-paru dan jantung. Tokoh kedokteran lainnya seperti, al-juma’i penulis buku al-Irsyad li Mashalih al-anfus wa al-Ajsad. Ibnu Abi Mahasin dan Shalah al-Din Yusuf mengembangkan opthalmologi.
Dalam bidang keagamaan muncul tokoh Ibnu Taimiyah yang dikenal sebagai reformer pemikiran Islam dan bermazhab Hambali.Muncul pula Suyuti pengarang buku al-Itqan fi Ulum al-Quran, dan Ibnu Hajar al-Asqalani yang termasyhur dalam bidang hadis.Selain itu berdiri pula bangunan dan arsitektur, seperti sekolah-sekolah dan masjid-masjid yang sangat indah.
Sejak masa pemerintahan Qalawun (1279-1290) para sultan Mamalik telah berjasa memperindah bangunan dengan batu-batu banteng, batu kapur dan batu api yang diambil dari dataran tinggi Mesir. Qawalun juga mendirikan sebuah rumah sakit yang indah dan dihubungkan dengan masjid dan sebuah sekolahan dalam satu komplek yang sangat indah. Bangunan ini ia dirikan pada tahun 1284M.
IV. KEHANCURAN
Dinasti Mamalik juga mengalami pasang surut, setelah mengalami kemajuan diberbagai bidang, Dinasti ini juga mengalami masa suram dan kemunduran dan akhirnya masa kehancuran. Di antara faktor-faktor yang menyebabkan lemah dan kehancurannya ialah:
A. Perebutan kekuasaan
Di masa pemerintahan Baybars, keadaan Dinasti Mamalik relatif stabil sehingga kemajuan di berbagai bidang sangat pesat.Sejak mula berdirinya Dinasti ini bercorak oligarki militer.Sultan dipilih bukan atas keturunan, tetapi atas prestasi militer yang gemilang.Namun setelah pemerintahan qalawun, sultan kedelapan (1279-1290 M), terjadi perubahan drastis.Qalawun memulai pergantian sultan berdasarkan secara turun temurun dan tidak lagi memberikan kesempatan pada pihak militer untuk memilih sultan sebagai pemimpin mereka.Hal ini terjadi antara Qalawun dan keturunannya dengan pihak militer.
Selain merubah sistem pergantian sultan, Qalawun juga menyisihkan kelompok Mamluk al-Bahr. Di masanya jumlah mamluk al-Bahr di militer semakin berkurang, karena ia mendatangkan budak-budak dari sirkasia untuk memperkuat kedudukannya. Budak-budak ini dikenal dengan nama Mamluk al-Burji, karena mereka dulunya ditempatkan di benteng-benteng. Semenjak itu tergeserlah kedudukan Mamluk al-Bahr di pemerintahan.Lalu Qalawun mewariskan kesultanan ini sampai empat generasi.
Sistem yang diterapkan ini, ternyata membawa kericuhan dalam pemerintahan.Al-Nasir ibn Qlawun yang mulai memerintah pada tahun 1293 M. Mengalami dua kali turun tahta karena perebutan kekuasaan yang dilakukan oleh Adil Zain al-Din kitbugha dan al-Mansur Susamuddin Lajin.Selanjutnya pada tahun 1382 M. Barquq al-Zahir Saif al-Din dari Mamluk al-Burj merebut kekuasaan dari tangan Shalih al-din al-Haji, sultan terakhir keturunan Qalawun.Sejak itulah tidak menerapkan sistem pergantian sultan secara turun temurun.Maka, mulailah periode Mamluk al-Burj.
Meskipun para sultan Mamluk al-Burj kembali menerapkan suksesi secara demokratis, seperti semula.Namun, kecakapan dan kemampuan mereka dalam memimpin tidak sepiawai kepemimpinan Mamluk al-Bahr, Khususnya qutuz dan Baybars. Kelemahan para sultan ini dimanfaatkan oleh para Amir untuk memperkuat posisi mereka di pemerintahan. Di antara para Amir terjadi persaingan yang tidak sehat. Keadaan ini semakin parah dan pada gilirannya membawa kelemahan dan kehancuran Dinasti ini.
B. Kemewahan dan Budaya Korupsi
Sejak pemerintahan al-Nasir, pola hidup mewah telah menjalar dan merebak dikalangan istana, bahkan dikalangan para Amir.Hal ini membuat keuangan negara menjadi merosot.Untuk mengatasi hal ini maka pajak dinaikan, sehingga rakyat merasa terbebani berat dan menderita.Selain pungutan pajak yang tinggi, para pedagangpun semakin dipersulit.Komoditi utama dari Mesir yang selama ini diperjualkan secara bebas oleh petani, akhirnya diambil alih oleh para sultan dan keuntungan digunakan untuk berfoya-foya.
C. Merosotnya Perekonomian
Sikap penguasa Mamalik yang memeras para pedagang dan membelenggu kebebasan petani, menyebabkan lunturnya gairah dan semangat kerja mereka.Selain dari pada itu, sejak Vasco da Gama menemukan tanjung harapan di tahun 1498, jalur perdagngan berpindah dari Kairo ke tanjung Harapan itu, dan tidak lagi melalui Mesir. Hal ini berdampak sangat besar dalam devisa negara dan selanjutnya melumpuhkan perekonomian.
D. Serangan dari Turki
Penyebab langsung runtuhnya Dinasti mamalik adalah terjadinya penyerangan dan peperangan dengan tentara Turki Usmani yang terjadi dua kali. Di tahun 1516 M, terjadi peperangan di Aleppo yang berakhir dengan kekalahan total pada pihak tentara Mamalik.
Perselisihan dengan pihak Turki Usmani berawal dari tindakan sultan Qait Bay pada tahun 1469 M. Melindungi Jem, saudara Bayazid II sultan Turki Usmani, yang mealrikan diri dari Turki setelah gagal melakukan kudeta untuk menduduki jabatan sultan. Perlakuan sultan
Mamalik ini menimbulkan kemarahan serta dendam dipihak sultan Turki Usmani.
Dendam sultan Bayazid II ditebus oleh puteranya, sultan salim I. Ia menyiapkan suatu angkatan perang untuk menggempur Dinasti Mamalik. Maka terjadilah pertempuran sengit antara keduanya.Pihak Mamalik mengalami kekalahan karena pemegang strategi perangnya berkhianat, yaitu Amir Aleppo, Khair Ray.
Setelah mengalami kemenangan di Aleppo, pasukan Turki Usmani melanjutkan penjarahannya ke Mesir. Untuk kedua kalinya terjadilah pertempuran yang sengit antara tentara Turki Usmani dan tentara Mamalik pada tanggal 22 Januari 1517 M. Tentara Mamalik harus mengakui keunggulan pasukan Turki Usmani. Ini terjadi pada masa sultan Tuman Ray II (1516-1517), sultan Mamalik yang terakhir.Dengan kekalahan ini maka hancurlah Dinasti Mamalik di Mesir.
Pada tahun 565 H/1258 M, tentara Mongol yang berkekuatan sekitar 200.000 orang tiba di salah satu pintu Baghdad.Khalifah Al-Mu'tashim betul-betul tidak berdaya dan tidak mampu membendung "topan" tentara Hulagho Khan. Kota Baghdad dihancurkan rata dengan tanah, dan Hulagho Khan menancapkan kekuasaan di Banghdad selama dua tahun, sebelum melanjutkan gerakan ke Syiria dan Mesir.
Jatuhnya kota Baghdad pada tahun 1258 M ke tangan bangsa Mongol bukan saja mengakhiri khilafah Abbasiyah di sana, tetapi juga merupakan awal dari masa kemunduran politik dan peradaban Islam, karena Baghdad sebagai pusat kebudayaan dan peradaban Islam yang sangat kaya dengan khazanah ilmu pengetahuan itu ikut pula lenyap dibumihanguskan oleh pasukan Mongol yang dipimpin Hulagu Khan tersebut.
Bangsa Mongol berasal dari daerah pegunungan Mongolia yang membentang dari Asia Tengah sampai ke Siberia Utara, Tibet Selatan dan Manchuria Barat serta Turkistan Timur. Nenek moyang mereka bernama Alanja Khan, yang mempunyai dua putera kembar, Tatar dan Mongol.Kedua putera itu melahirkan dua suku bangsa besar, Mongol dan Tartar.Mongol mempunyai anak bernama Ilkhan, yang melahirkan keturunan pemimpin bangsa Mongol di kemudian hari.
Dalam rentang waktu yang sangat panjang, kehidupan bangsa Mongol tetap sederhana. Mereka mendirikan kemah-kemah dan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain, menggembala kamhing dan hidup dari hasil buruan. Mereka juga hidup dari hasil perdagangan tradisional, yaitu mempertukarkan kulit binatang dengan binatang yang lain, baik di antara sesama mereka maupun dengan hangsa Turki dan Cina yang menjadi tetangga mereka. Sebagaimana umumnya hangsa nomad, orang-orang Mongol mempunyai watak yang kasar, suka berperang, dan berani menghadang maut dalam mencapai keinginannya.Akan tetapi, mereka sangat patuh kepada pemimpinnya.Mereka menganut agama Syamaniah (Syamanism), menyembah bintang-bintang, dan sujud kepada matahari yang sedang terbit.
Kemajuan bangsa Mongol secara besar-besaran terjadi pada masa kepemimpinan Yasugi Bahadur Khan.la herhasil menyatukan 13 kelompok suku yang ada waktu itu. Setelah Yasugi meninggal, puteranya, Timujin yang masih berusia 13 tahun tampil sebagai pemimpin. Dalam waktu 30 tahun, ia berusaha memperkuat angkatan perangnya dengan menyatukan hangsa Mongol dengan suku bangsa lain sehingga menjadi satu pasukan yang teratur dan tangguh. Pada tahun 1206 M, ia mendapat gelar Jengis Khan, Raja Yang Perkasa. la menetapkan suatu undang-undang yang disebutnya Alyasak atau Alyasah, untuk mengatur kehidupan rakyatnya. Wanita mempunyai kewajiban/yang sama dengan laki-laki dalam kemiliteran. Pasukan perang dibagi dalam beberapa kelompok besar dan kecil, seribu, dua ratus, dan sepuluh orang.Tiap-tiap kelompok dipimpin oleh seorang komandan.Dengan demikian bangsa Mongol mengalami kemajuan pesat di bidang militer.
Setelah pasukan perangnya terorganisasi dengan haik, Jengis Khan berusaha memperluas wilayah kekuasaan dengan melakukan penaklukan terhadap daerah-daerah lain. Serangan pertama diarahkan ke kerajaan Cina.la herhasil menduduki Peking tahun 1215 M. Sasaran selanjutnya adalah negeri-negeri Islam. Pada tahun 606 H/1209 M, tentara Mongol keluar dari negerinya dengan tujuan Turki dan Ferghana, kemudian terus ke Samarkand.Pada mulanya mereka mendapat perlawanan berat dari penguasa Khawarizm, Sultan Ala al-Din di Turkistan.Pertempuran berlangsung seimbang.Karena itu, masing-masing kembali ke negerinya.Sekitar sepuluh tahun kemudian mereka masuk Bukhara, Samarkand, Khurasan, Hamadzan, Quzwain, dan sampai ke perbatasan Irak. Di Bukhara, ibu kota Khawarizm, mereka kembali mendapat perlawanan dari Sultan Ala al-Din, tetapi kali ini mereka dengan mudah dapat mengalahkan pasukan Khawarizm, Sultan Ala al-Din tewas dalam pertempuran di Mazindaran tahun 1220 M. la digantikan oleh puteranya, Jalal al-Din yang kemudian melarikan diri ke India karena terdesak dalam pertempuran di dekat Attock tahun 1224 M. Dari sana pasukan Mongol terus ke Azerbaijan: Di setiap daerah yang dilaluinya, pembunuhan besar-besaran terjadi. Bangunan-bangunan indah dihancurkan sehingga tidak berbentuk lagi, demikian juga isi bangunan yang sangat bernilai sejarah.Sekolah-sekolah, mesjid-mesjid dan gedung-gedung lainnya dibakar.
Pada saat kondisi fisiknya mulai lemah, Jengis Khan membagi wilayah kekuasaannya menjadi empat bagian kepada empat orang puteranya, yaitu Juchi, Chagatai, Ogotai dan Tuli. Chagatai berusaha menguasai kembali daerah-daerah Islam yang pemah ditaklukkan dan berhasil merebut Illi, Ferghana, Ray, Hamazan, dan Azerbaijan.Sultan Khawarizm, Jalal al-Din berusaha keras membendung serangan tentara Mongol ini, namun Khawarizm tidak sekuat dulu.Kekuatannya sudah banyak terkuras dan akhirnya terdesak.Sultan melarikan diri. Di sebuah daerah pegunungan ia dibunuh oleh seorang Kurdi. Dengan demikian, berakhirlah kerajaan Khawarizm.Kematian Sultan Khawarizmsyah itu membuka jalan bagi Chagatai untuk melebarkan sayap kekuasaannya dengan lebih leluasa.
Saudara Chagatai, Tuli Khan menguasai Khurasan. Karena kerajaan-kerajaan Islam sudah terpecah belah dan kekuatannya sudah lemah.Tuli dengan mudah dapat menguasai Irak.la meninggal tahun 654 H/1256 M, dan digantikan oleh puteranya, Hulagu Khan.
Pada tahun 656 H/1258 M, tentara Mongol yang berkekuatan sekitar 200.000 orang tiba di salah satu pintu Baghdad.Khalifah al-Mu'tashim, penguasa terakhir Bani Abbas di Baghdad (1243 - 1258), betul-betul tidak mampu membendung "topan" tentara Hulagu Khan.Pada saat yang kritis tersebut, wazir khilafah Abbasiyah.Ibn al-' Alqami ingin mengambil kesempatan dengan menipu khalifah.la mengatakan kepada khalifah. "Saya telah menemui mereka untuk perjanjian damai.Raja (Hulagu Khan) ingin mengawinkan anak perempuannya dengan Abu Bakr.putera khalifah. Dengan demikian, Hulagu Khan akan menjamin posisimu. la tidak menginginkan sesuatu kecuali kepatuhan, sebagaimana kakek- kakekmu terhadap sultan-sultan Seljuk.
Khalifah menerima usul itu.la keluar bersama beberapa orang pengikut dengan membawa mutiara, permata dan hadiah-hadiah berharga lainnya untuk diserahkan kepada Hulagu Khan. Hadiah-hadiah itu dibagi-bagikan Hulagu kepada para panglimanya.Kebe- rangkatan khalifah disusul oleh para pembesar istana yang terdiri dari ahli fikih dan orang-orang terpandang. Tetapi, sambutan Hulagu Khan sungguh di luar dugaan khalifah. Apa yang dikatakan wazirya temyata tidak benar. Mereka semua.termasuk wazir sendiri. dibunuh dengan leher dipancung secara bergiliran. Dengan pembunuhan yang kejam ini.berakhirlah kekuasaan Abbasiyah di Baghdad. Kota Baghdad sendiri dihancurkan rata dengan tanah, sebagaimana kota-kota lain yang dilalui tentara Mongol tersebut.
Walaupun sudah dihancurkan, Hulagu Khan memantapkan kekuasaannya di Baghdad selama dua tahun, sebelum melanjutkan gerakan ke Syria dan Mesir. Dari Baghdad pasukan Mongol menyeberangi sungai Euphrat menuju Syria, kemudian melintasi Sinai, Mesir.Pada tahun 1260 M mereka berhasil menduduki Nablus dan Gaza. Panglima tentara Mongol, Kitbugha, mengirim utusan ke Mesir meminta supaya Sultan Qutuz yang menjadi raja kerajaan Mamalik di sana menyerah. Permintaan itu ditolak oleh Qutuz, bahkan utusan Kitbugha dibunuhnya.
Tindakan Qutuz ini menimbulkan kemarahan di kalangan tentara Mongol.Kitbugha kemudian melintasi Yordania menuju Galilie.Pasukan ini bertemu dengan pasukan Mamalik yang dipimpin langsung oleh Qutuz dan Baybras di ' Ain Jalut.Pertempuran dahsyat terjadi, pasukan Mamalik berhasil menghancurkan tentara Mongol, 3 September 1260 M.
Baghdad dan daerah-daerah yang ditaklukkan Hulagu selanjutnya diperintah oleh dinasti Ilkhan.Ilkhan adalah gelar yang diberikan kepada Hulagu.Daerah yang dikuasai dinasti ini adalah daerah yang ter1etak antara Asia Kecil di barat dan India di timur, dengan ibukotanya Tabriz. Umat Islam, dengan demi dipimpin oleh Hulagu Khan, seorang raja yang beragama Syamanism. Hulagu meninggal tahun 1265 M dan diganti oleh anaknya, Abaga ( 1265-1282 M) yang masuk Kristen. Baru rajanya yang ketiga, Ahmad Teguder ( 1282-1284M), yang masuk Islam. Karena masuk Islam, Ahmad Teguder ditantang oleh pembesar- pembesar kerajaan yang lain. Akhimya, ia ditangkap dan dibunuh oleh Arghun yang kemudian menggantikannya menjadi raja (1284-1291 M). Raja dinasti Ilkhan yang keempat ini sangat kejam terhadap umat Islam. Banyak di antara mereka yang dibunuh dan diusir .
Selain Teguder, Mahmud Ghazan ( 1295-1304 M), raja yang ketujuh, dan raja-raja selanjutnya adalah pemeluk agama Islam. Dengan masuk Islamnya Mahmud Ghazan -sebelumnya beragama Budha, Islam meraih kemenangan yang sangat besar terhadap agama Syamanisme. Sejak itu pula orang-orang Persia mendapatkan kemerdekaannya kembali .
Berbeda dengan raja-raja sebelumnya, Ghazan mulai memperhatikan perkembangan peradaban.la seorang pelindung ilmu pengetahuan dan sastera. la amat gemar kepada kesenian terutama arsitektur dan ilmu pengetahuan alam seperti astronomi, kimia, mineralogi, metalurgi dan botani. la membangun semacam biara untuk para darwis, perguruan tinggi untuk mazhab Syafi'i dan Hanafi, sebuah perpustakaan, observatorium, dan gedung-gedung umum lainnya. la wafat dalam usia muda, 32 tahun, dan digantikan oleh Muhammad Khudabanda Uljeitu (1304-1317 M), seorang penganut syi'ah yang ekstrem. la mendirikan kota raja Sultaniyah, dekat Zan jan. Pada masa pemerintahan Abu Sa' id ( 1317-1335 M), pengganti Muhammad Khudabanda, terjadi bencana kelaparan yang sangat menyedihkan dan angin topan dengan hujan es yang mendatangkan malapetaka. Kerajaan Ilkhan yang didirikan Hulagu Khan ini terpecah belah sepeninggal Abu Sa'id. Masing-masing pecahan saling memerangi.Akhirnya, mereka semua ditaklukkan oleh Timur Lenk.
Serangan-Serangan Timur Lenk (Masa Kemunduran)
Timur Lenk merupakan keturunan Mongol yang sudah masuk Islam, dimana sisa-sisa kebiadaban dan kekejaman masih melekat kuat.Dia berhasil menaklukkan Tughluk Temur dan Ilyas Khoja, dan kemudian dia juga melawan Amir Hussain (iparnya sendiri).Dan dia memproklamirkan dirinya sebagai penguasa tunggal di Transoxiana, pelanjut Jagati dan Turunan Jengis Khan.
Setelah lebih dari satu abad umat Islam menderita dan berusaha bangkit dari kehancuran akibat serangan bangsa Mongol di bawah Hulagu Khan, malapetaka yang tidak kurang dahsyatnya datang kembali, yaitu serangan yang juga dari keturunan bangsa Mongol. Berbeda dari Hulagu Khan dan keturunannya pada dinasti Ilkhan, penyerang kali ini sudah masuk Islam, tetapi sisa-sisa kebiadaban dan kekejaman masih melekat kuat. Serangan itu dipimpin oleh Timur Lenk, yang berarti Timur si Pincang.
Sang penakluk ini lahir dekat Kesh (sekarang Khakhrisyabz, "kota hijau", Uzbekistan), sebelah selatan Samarkand di Transoxiana, pada tanggal 8 April 1336 M/25 Sya'ban 736 H, dan meninggal di Otrar pada tahun 1404 M. Ayahnya bernama Taragai, kepala suku Barlas, keturunan Karachar Noyan yang menjadi menteri dan kerabat Jagatai, putera Jengis Khan. Suku Barlas mengikuti Jagatai mengembara ke arah barat dan menetap di Samarkand.Taragai menjadi gebernur Kesh. Keluarganya mengaku keturunan Jengis Khan sendiri.
Sejak usia masih sangat muda, keberanian dan keperkasaannya yang luar biasa sudah terlihat. Ia sering diberi tugas untuk menjinakkan kuda-kuda binal yang sulit ditunggangi dan memburu binatang-binatang liar. Sewaktu berumur 12 tahun, ia sudah terlibat dalam banyak peperangan dan menunjukkan kehebatan dan keberanian yang mengangkat dan mengharumkan namanya di kalangan bangsanya. Akan tetapi, baru setelah ayahnya meninggal, sejarah keperkasaannya bermula setelah Jagatai wafat, masing-masing Amir melepaskan diri dari pemerintahan pusat. Timur Lenk mengabdikan diri pada Gubernur Transoxiana, Amir Qazaghan Ketika Qazaghan meninggal dunia, datang serbuan dari Tughluq Temur Khan, pemimpin Moghulistan, yang menjarah dan menduduki Transoxiana.
Timur Lenk bangkit memimpin perlawanan untuk membela nasib kaumnya yang tertindas.Tughluq Temur setelah melihat keberanian dan kehebatan Timur, menawarkan kepadanya jabatan gubernur di negeri kelahirannya.Tawaran itu diterima. Akan tetapi, setahun setelah Timur Lenk diangkat menjadi gubernur, tahun 1361 M, Tughluq Temur mengangkat puteranya,Ilyas Khoja menjadi gubernur Samarkand dan Timur Lenk menjadi wazirya. Tentu saja Timur Lenk menjadi berang.Ia segera bergabung dengan cucu Qazaghan, Amir Husain, mengangkat senjata memberontak terhadap Tughluq Temur.
Timur Lenk berhasil mengalahkan Tughluq Temur dan Ilyas Khoja.Keduanya dibinasakan dalam pertempuran.Ambisi Timur Lenk untuk menjadi raja besar segera muncul. Karena ambisi itulah ia kemudian berbalik memaklumkan perang melawan Amir Husain, walaupun iparnya sendiri. Dalam pertempuran antara keduanya, ia berhasil mengalahkan dan membunuh Amir Husain di Balkh. Setelah itu, ia memproklamirkan dirinya sebagai penguasa tunggal di Transoxiana, pelanjut Jagatai dan turunan Jengis Khan, pada 10 April 1370 M. Sepuluh tahun pertama pemerintahannya, ia berhasil menaklukkan Jata dan Khawarizm dengan sembilan ekspedisi.
Setelah Jata dan Khawarizm dapat ditaklukkan, kekuasaannya mulai kokoh.Ketika itulah Timur Lenk mulai menyusun rencana untuk mewujudkan ambisinya menjadi penguasa besar, dan berusaha menaklukkan daerah-daerah yang pernah dikuasai oleh Jengis Khan.Ia berkata, "Sebagaimana hanya ada satu Tuhan di alam ini, maka di bumi seharusnya hanya ada seorang raja".
Pada tahun 1381 M ia menyerang dan berhasil menaklukkan Khurasan. Setelah itu serbuan ditujukan ke arah Herat. Di sini ia juga keluar sebagai pemenang. Ia tidak berhenti sampai di situ, tetapi terus melakukan serangan ke negeri-negeri lain dan berhasil menduduki negeri-negeri di Afghanistan, Persia, Fars dan Kurdistan. Di setiap negeri yang ditaklukkannya, ia membantai penduduk yang melakukan perlawanan. Di Sabzawar, Afghanistan, bahkan ia membangun menara, disusun dari 2000 mayat manusia yang dibalut dengan batu dan tanah liat. Di Isfa, ia membantai lebih kurang 70.000 penduduk.Kepala-kepala dari mayat-mayat itu dipisahkan dari tubuhnya dan disusun menjadi menara. Dari sana ia melanjutkan ekspansinya ke Irak, Syria dan Anatolia (Turki). Tahun 1393 Mia menghancurkan dinasti Muzhaffari di Fars dan membantai amir-amirnya yang masih hidup. Pada tahun itu pula Baghdad dijarahnya, dan setahun kemudian ia berhasil menduduki Mesopotamia. Penguasa Baghdad itu, Sultan Ahmad Jalair, melarikan diri ke Syria.Ia kemudian menjadi Vassal dari Sultan Mesir, Al-Malik al-Zahir Barquq. Penguasa dinasti Mamalik yang berpusat di Mesir ini adalah satu-satunya raja yang tidak mau dan tidak berhasil ditundukkannya.Utusan-utusan Timur Lenk yang dikirim ke Mesir untuk perjanjian damai, sebagian dibunuh dan sebagian lagi diperhinakan, kemudian disuruh pulang ke Timur Lenk.Mesir, sebagaimana pada masa serangan-serangan Hulagu Khan, kembali selamat dari serang bangsa Mongol. Karena Sultan Barquq tidak mau mengekstradisi Ahmad Jalair yang berada dalam perlindungannya, Timur Lenk kemudian melancarkan invasi ke Asia Kecil menjarah kota-kota, Takrit, Mardin dan Amid. Di Takrit, kota kelahiran Salahuddin al-Ayyubi, ia membangun sebuah piramida dari tengkorak kepala korban-korbannya.
Pada tahun 1395 M ia menyerbu daerah Qipchak, kemudian menaklukkan Moskow yang didudukinya selama lebih dari setahun. Tiga tahun kemudian ia menyerang India. Konon alasan penyerbuannya adalah karena ia menganggap penguasa muslim di daerah ini terlalu toleran terhadap penganut Hindu. Ia sendiri berpendapat, semestinya penguasa muslim itu memaksakan Islam kepada penduduknya. Di India ia membantai lebih dari 80.000 tawanan. Dalam rangka pembangunan masjid di Samarkand, ia membutuhkan batu-batu besar. Untuk itu, 90 ekor gajah dipekerjakan mengangkat batu-batu besar itu dari Delhi ke Samarkand.
Setelah fondasi masjid dibangun, tahun 1399 M Timur Lenk berangkat memerangi Sultan Mamalik di Mesir yang membantu Ahmad Jalair, penguasa Mongol di Baghdad yang lari ketika ia menduduki kota itu sebelumnya, dan memerangi Kerajaan Usmani di bawah Sultan Bayazid I. Dalam perjalanannya itu, ia menaklukkan Georgia. Di Sivas, Anatolia sekitar 4000 tentara Armenia dikubur hidup-hidup untuk memenuhi sumpahnya bahwa darah tidak akan tertumpah bila mereka menyerah.
Pada tahun 1401 M ia memasuki daerah Syria bagian utara. Tiga hari lamanya Aleppo dihancurleburkan.Kepala dari 20.000 penduduk dibuat piramida setinggi 10 hasta dan kelilingnya 20 hasta dengan wajah mayat menghadap keluar.Banyak bangunan seperti sekolah dan masjid yang berasal dari zaman Nuruddin Zanki dan Ayyubi dihancurkan.Hamah, Horns dan Ba'labak berturut-turut jatuh ketangannya. Pasukan Sultan Faraj dari Kerajaan Mamalik dapat dikalahkannya dalam suatu pertempuran dahsyat sehingga Damaskus jatuh ke tangan pasukan Timur lenk pada tahun 1401 M. Akibat peperangan itu masjid Umayyah yang bersejarah rusak berat tinggal dinding-dindingnya saja yang masih tegak. Dari Damaskus para seniman ulung dan pekerja atau tukang yang ahli dibawanya ke Samarkand.Ia memerintahkan ulama yang menyertainya untuk mengeluarkan fatwa membenarkan tindakan-tindakannya itu. Setelah itu serangan dilanjutkan ke Baghdad. Ketika Baghdad berhasil ditaklukkan, ia melakukan pembantaian besar-besaran terhadap 20.000 penduduk sebagai pembalasan atas pembunuhan terhadap banyak tentaranya sewaktu mengepung kota itu. Di sini, seperti kebiasaannya, ia kemudian mendirikan 120 buah piramida dari kepala mayat-mayat sebagai tanda kemenangan.
Kerajaan Usmani, oleh Timur Lenk dipandang sebagai tantangan terbesar, karena kerajaan ini menguasai banyak daerah bekas imperium Jengis Khan dan Hulagu Khan. Bahkan, Sultan Bayazid, penguasa tertinggi kerajaan ini sebelumnya berhasil meluaskan daerah kekuasaannya ke daerah-daerah yang sudah ditaklukkan oleh Timur Lenk.Karena itu Timur Lenk sangat berambisi mengalahkan kerajaan ini.Ia mengerahkan bala tentaranya untuk memerangi tentara Bayazid I. Di Sivas terjadi peperangan hebat antara kedua pasukan itu. Timur Lenk keluar sebagai pemenang dan putera Bayazid I, Erthugrul, terbunuh dalam pertempuran tersebut.Pada tahun 1402 M terjadi peperangan yang menentukan di Ankara.Tentara Usmani kembali menderita kekalahan, sementara Sultan Bayazid sendiri tertawan ketika hendak melarikan diri.Bayazid akhirnya meninggal dalam tawanan. Timur Lenk melanjutkan serangannya ke Broessa, ibu kota lama Turki, dan Syria. Setelah itu ia kembali ke Samarkand untuk merencanakan invasi ke Cina. Namun, di tengah perjalanan, tepatnya di Otrar, ia menderita sakit yang membawa kepada kematiannya.Ia meninggal tahun 1404 M, dalam usia 71 tahun. Jenazahnya dibawa ke Samarkand untuk dimakamkan dengan upacara kebesaran.
Sekalipun ia terkenal sebagai penguasa yang sangat ganas dan kejam terhadap para penentangnya, sebagai seorang muslim Timur Lenk tetap memperhatikan pengembangan Islam. Bahkan dikatakan, ia seorang yang saleh. Konon, ia adalah penganut Syi'ah yang taat dan menyukai tasawuf tarekat Naqsyabandiyyah. Dalam perjalanan-perjalanannya ia selalu membawa serta ulama-ulama, sastrawan dan seniman. Ulama dan ilmuwan dihormatinya. Ketika berusaha menaklukkan Syria bagian utara, ia menerima dengan hormat sejarawan terkenal, Ibnu Khaldun yang diutus Sultan Faraj untuk membicarakan perdamaian. Kota Samarkand diperkayanya dengan bangunan-bangunan dan masjid yang megah dan indah. Di masa hidupnya kota Samarkand menjadi pasar internasional, mengambil alih kedudukan Baghdad dan Tabriz. Ia datangkan tukang-tukang yang ahli, seniman-seniman ulung, pekerja-pekerja yang pandai dan perancang-perancang bangunan dari negeri-negeri taklukannya; Delhi, Damaskus dan lain-lain. Ia meningkatkan perdagangan dan industri di negerinya dengan membuka rute-rute perdagangan yang baru antara India dan Persia Timur. Ia berusaha mengatur administrasi pemerintahan dan angkatan bersenjata dengan cara-cara rasional dan berjuang menyebarkan Islam.
Setelah Timur Lenk meninggal, dua orang anaknya, Muhammad Jehanekir dan Khalil, berperang memperebutkan kekuasaan.Khalil (1404-1405 M) keluar sebagai pemenang. Akan tetapi, ia hidup berfoya-foya menghabiskan kekayaan yang ditinggalkan ayahnya. Karena itu saudaranya yang lain, Syah Rukh (1405-144 7 M), merebut kekuasaan dari tangannya. Syah Rukh berusaha mengembalikan wibawa kerajaan.Ia seorang raja yang adil dan lemah lembut. Setelah wafat, ia diganti oleh anaknya Ulugh Bey (1447-1449 M), seorang raja yang alim dan sarjana ilmu pasti. Namun, masa kekuasaannya tidak lama. Dua tahun setelah berkuasa ia dibunuh oleh anaknya yang haus kekuasaan, Abdal-Latif (1449- 1450 M). Raja besar dinasti Timuriyah yang terakhir adalah Abu Sa'id (1452-1469 M).Pada masa inilah kerajaan mulai terpecah belah.Wilayah kerajaan yang luas itu diperebutkan oleh dua suku Turki yang baru muncul ke permukaan, Kara Koyunlu (domba hitam) dan Ak Koyunlu (domba putih).Abu Sa'id sendiri terbunuh ketika bertempur melawan Uzun Hasan, penguasa Ak Kdyunlu.
DINASTI MAMALIK DI MESIR:
PEMBENTUKAN, KEMAJUAN, DAN KEHANCURAN
I. Pendahuluan
Serangan Hulagu yang membumihanguskan pusat peradaban Islam di Bagdad, sehingga tamatlah riwayat khilafah Islam di Bagdad.Jika ada negeri Islam yang selamatdari kehancuran akibat serangan bangsa mongol, baik serangan Hulagu dan Timur Lenk, maka negeri itu adalah Mesir yang ketika itu di bawah kekuasan Dinasti Mamalik.
Dinasti Mamalik di Mesir adalah sebuah dinasti yang mempunyai corak tersendiri dan cukup unik.Karena Dinasti ini berdiri atas kesatuan dan persatuan para budak yang terdiri dari berbagai ras dan suku bangsa, bahkan dapat membentuk suatu pemerintahan oligarki di suatu negarayang bukan tumpah darah mereka.Mereka mampu bertahan selama dua setengah abad dalam memimpin suatu Dinasti.
Dinasti Mamalik di mesir mulai bangkit bersamaan dengan runtuhnya kekuasaan di Bagdad dan kemunduran kekuasan Islam di Spanyol.Oleh karena itu, perkembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan dalam dinasti ini cukup pesat.
Di dalam makalah ini dibahas proses pembentukan Dinasti Mamalik di Mesir beserta kemajuan-kemajuan yang telah dicapainya, baik dalam bidang politik, ekonomi, dan ilmu pengetahuan. Sebagai kelanjutannya di bahas pula kehancuran Dinasti ini.
II. PEMBENTUKAN
Mamalik adalah bentuk plural dari Mamluk yang berarti budak.Kaum Mamalik adalah para imigran di Mesir.Pada mulanya adalah para budak yang didatangkan dari daerah pegunungan Kaukasus dan laut Kaspia.Pada masa pemerintahan Ayyubiyah mereka ditempatkan di barak-barak militer pulau Raudah di sungai Nil untuk dilatih dan dididik, baik dalam bidang militer maupun keagamaan.Karena pusat latihan dan pendidikan mereka bertempat dekat dengan sungai Nil, yang juga disebut Bahr yang berarti laut.Oleh karena itu, mereka disebut al-Mamalik al-Bahryun atau Mamluk Bahr yang berkuasa pada tahun (1250-1390 M). Sedangkan mereka yang ditempatkan di benteng-benteng istana di kota Kairo disebut al-Mamalik al-Burjiyun, yang melanjutkan kekuasaan Dinasti Mamalik pada tahun (1382-1517 M).
Terbentuknya Dinasti Mamalik di Mesir tidak dapat dipisahkan dari Dinasti Ayyubiyah.Ketika terjadi pertentangan dan perebutan kekuasaan antara al-Malik Adil Syaifuddin dengan saudaranya al-Malik al-Shalih Najmuddin, tentara yang berasal dari suku Kurdi memihak pada al-Malik Adil.Sedangkan tentara yang bergabung dalam Mamluk al-Bahr mendukung al-Malik al-Shalih.Akhirnya al-Malik Shalih dapat menduduki singgasana sebagai sultan Dinasti Ayyubiyah pada tahun 1240-1249.sejak masa itu kaum Mamalik mempunyai pengaruh besar dalam kemilteran dan pemerintahan, karena mereka menjadi ajudan sultan.
Al-Malik al Shalih menempatkan para Mamluk pada kelompok elite yang terpisah dari masyarakat dan satuan-satuan militer lainnya.Kehadiran Mamalik merupakan pilar dalam berlangsungnya kekuasaan al-Malik al-shalih, sedangkan keistimewaan yang diberikannya kepada kaum Mamalik itu, memberikan kemudahan bagi mereka dalam peningkatan karir dalam pemerintahan.
Al-Malik al-Shalih mangkat pada tanggal 23 November 1249 M. Kematiannya dirahasiakan oleh istrinya yang bernama Syarajat al-Durr yang berasal dari budak, untuk meredam kekacauan yang timbul akibat berita kematian itudan menunggu putera mahkota Turansyah yang datang dari Messopotamia. Setelah Turansyah memegang tampuk kekuasaan terjadi keguncangan pada kaum Mamalik, karena eksistensi mereka pada pemerintahan mulai goyah.Hal ini disebabkan karena Turansyah bukanlah orang yang dekat dengan mereka.Ia lebih cenderung pada pengawal dari Kurdi yang merupakan saingan kaum Mamalik dan dia tidak banyak mengetahui tentara Mesir, karena ia lama bermukim di jazirah Efrat. Mamluk al-Bahr berusaha memperkuat diri di bawah pimpinan Baybars dan Aybak.Pada tahun 1250 M. Mereka berhasil merebut kekuasaan dari al-Malik al-Muazzam Turansyah dengan membunuhnya.Diangkatlah Syajarat al-Durr sebagai sultan (wanita) mereka.Dari sini terbentuklah Dinasti Mamalik di Mesir yang dipimipin oleh seorang budak dan tamatlah riwayat Dinasti Ayyubiyah di Mesir.
Para Budak mengangkat Syajarat al-Durr sebagai sultan mereka yang pertama, karena ia berdarah budak yang sudah dimerdekakan setelah melahirkan seorang putera darial-Malik al-shalih, juga dengan harapan akan tetap membela kepentingan kaum Mamalik. Di samping itu juga dimaksud untuk meredam persaingan dikalangan pemimpn Mamluk yang berambisi menjadi sultan, seperti Aybak, Baybars, dan qutuz.Dengan demikian tidak melemahkan kekuasan Dinasti yang baru tumbuh itu.Akhirnya Baybars dan sejumlah pengikutnya berangkat ke Syiria, karena kegagalannya menduduki jabatan sultan, sementara Aybak dan Qutuz tetap tinggal di Mesir.
Syajarat al-Durr adalah satu-satunya sultan dari kalangan wanita yang memimpin Dinasti dalam dunia Islam yang mengatur daerah Afrika bagian Utara dan Asia Barat.Dia mencetak mata uang atas namanya dan namanya disebut di khotbah Jumat.Untuk mengendalikan tugas-tugas pemerintahan Aybak terpilih sebagai wakilnya atas kesepakatan para Amir.Tampaknya Aybak tidak puas dengan kedudukannya. Oleh karena itu, ia kawini Syajarat al-Durr dan bertindak sebagai sultan dengan gelar al-Muizz Izzuddin Aybak yang berkuasa tahun 1250-1257 M.
Aybak kemudian ingin menyingkirkan Syajarat al-Durr.Akan tetapi, sultan wanita ini tidak kalah waspada.Ia bunuh suaminya itu di kamar mandi. Namua, Syajarat al-Durr kemudian tewas pula dibunuh oleh para pendukung Aybak. Kemudian kekuasaan berpindah ke tangan Nuruddin Ali, putera Aybak yang masih muda usia. Secara praktis yang memegang kendali kekuasaan adalah Qutuz, salah seorang tokoh Mamluk yang terkenal dan bertindak sebagai wakil sultan.Nuruddin Ali setelah memerintah selama dua tahun (1257-1259 M) mengundurkan diri dari jabatannya.Dengan sendirinya Qutuz menggantikan posisi Nuroddin Ali.Pada masa ini Baybar Tokoh Mamalik kembali ke Mesir dengan pendukungnya.Hal ini disambut baik oleh Qutuz.
Di masa Qutuz, Dinasti Mamalik mendapat ancaman serangan dari Mongol.Tentara Mongol setelah menghancurkan Bagdad kemudian menyerbu daerah sungai Eufrat menuju Syiria.Selanjutnya melintasi Sinai menuju Mesir.Pada awal tahun 1260 M. Mongol sudah menduduki Nablus dan Gaza tanpa ada perlawanan yang berarti dari penduduk setempat. Sebelum menyerbu Mesir, tentara Mongol yang dipimpin Kitabugha mengirim utusan kepada Qutuz meminta agara ia menyerah kepada Hulagu di Bagdad. Qutuz menolaknya, bahkan membunuh utusannya.Untuk memperkuat dirinya, Qutuz meminta bantuan pada pihak Prancis yang menguasai jalur Palestina, agar mengirimkan bantuan militer, logistik dan memberi izin untuk menggunakan jalur sekitar Palestina.Prancis menolak memberikan bantuan militer, tetapi mengabulkan permintaan Qutuz yang lainnya.
Kemudian sultan Qutuz dengan dibantu oleh Baybars membawa pasukannya ke wilayah kekuasaan Prancis.Mereka bergerak ke Utara sepanjang pantai Palestina dan membentuk kamp di daerah Acre.Hal ini dilakukan untuk menghadang musuh di daerah itu.Strategi ini membawa keuntungan bagi pihak pasukan Qutuz.Yaitu, tentara Mamalik dapat mengadakan serangan mendadak karena kedatangan mereka di tempat ini tidak diduga oleh tentara Mongol. Apabila pasukan Mamalik kalah, Prancis tidak tinggal diam, sebab mongol akan menjarah ke dalam wilayah Prancis, lebih-lebih sebelumnya mongol membujuk Prancis untuk bergabung dengan mereka, tetapi ditolak oleh Prancis.
Tentara mongol yang diperkuat oleh orang-orang Armenia dan Georgia melintasi Yordania menuju Galile.Mendenga mongol bergerak ke arah Galile, pasukan Mamalik di bawah komando Qutuz dan Baybars bergerak ke tenggara menghadang tentara Mongol di Ain Jalut.Kedua pasukan bertemu dan berperang, dalam pertempuran ini tentara Mamalik dapat mengalahkan pasukan Mongol.Peristiwa ini terjadi pada tahun 1260 M. Kemenangan Mamalik melawan Mongol ini membangkitkan semangat umat Islam di wilayah-wilayah lainnya untuk melawan tentara Mongol.Dinasti Mamalik mempunyai prestise yang tinggi di dunia Islam dengan mengalahkan Mongol, sehingga penguasa-penguasa di Syiria ketika itu menyatakan kesetiaannya kepada Dinasti ini.
III. KEMAJUN
Baybars dinobatkan sebagai sultan setelah meninggalnya Qutuz.Baybars memerintah pada tahun 1260-1277 M. Masa yang cukup panjang dalam memerintah dan kecakapannya dalam mengatur strategi pemerintahan, membuat Baybars mampu mengantarkan Dinasti ini mencapai kejayaannya. Menurut K. Hitti, Baybars al-Bunduqdari dianggap sebagai pembangun hakiki Dinasti Mamalik dan sebagai sultan yang terbesar. Bidang-bidang yang mengalami kemajuan dalam Dinasti ini antara lain:
A. Bidang kemitraan dan pemerintahan
Baybars mengadakan konsolidasi dengan mantap dibidang kemiliteran dan pemerintahan.Hal ini untuk menangkis ancaman-ancaman dari dalam maupun dari luar. Jabatan-jabatan penting di pemerintahan ia berikan kepada anggota militer yang berprestasi. Ia tahu bahwa pendukungnya yang mayoritas Sunni menginginkan agar ia mendapat legitimasi dari khalifah. Untuk itu, Baybars melakukan baiat terhadap al-Mustanshir, khalifah keturunan Bani Abbas yang berhasil lolos dari pembantaian Hulagu, karena ia dan keluarganya melarikan diri ke Syiria dan mendapat perlindungan di sana. Al-Mustanshir memberikan legitimasi kepada Baybars untuk menjadi sultan. Bahkan, ia diberi hak kekuasaan atas daerah Mesir, Syiria, Hijaz, Yaman dan lembah sungai Eufrat. Baiat ini mengundang simpati rakyat dan penguasa Islam lainnya.Baybars juga mengikuti jejak Dinasti Ayyubiyah, yaitu menghidupkan golongan Sunni.Ini semakin memperkokoh kedudukannyadi kalangan rakyat yang mayoritas bermazhab Sunni.
Baybars juga membuka hubungan diplomatik dengan negara tetangga.Diperbaharuinya hubungan dengan Konstantinopel, hubungan dengan Sisilia, bahkan raja Sicilia Charles Anjou sampai mengirimkan hadiah kepadanya sebagai tanda persahabatan. Dalam lapangan militer, Baybars diakui sebagai panglima yang tangguh.Ia gunakan sebagian masa jabatannya untuk menghancurkan sebagian besar kekuatan Salib di sepanjang pantai laut Tengah. Pemberontakan kaum Assasin di pegunungan Syiria dapat dilumpuhkannya.Nubia dan sepanjang pantai laut Merah di peranginya, bahkan kapal-kapal Mongol di Anatolia diserangnya pula.Semangat yang membaja ini ditimbulkan oleh kemenangannya pada peristiwa di ain Jalut.
B. Bidang ekonomi
Kemajuan dalam bidang ekonomi yang dicapai oleh Dinasti Mamalik melalui sektor perdagngan dan pertanian.Di sektor perdagangan, pemerintah memperluas hubungan dagang dengan Italia dan Prancis. Setelah jatuhnya Bagdad, kota Kairo merupakan kota strategis dan pennting bagi bagi perdagangan. Karena jalur perdagangan dari asia Tengah dan Teluk Persia melalui Bgadad ke Barat menjadi lumpuh. Dengan demikian jalur perdagangan dari laut Merah dan laut Tengah ke Barat pindah ke Kairo. Hal ini menyebabkan melimpahnya devisa negara dari sektor perdagangan.
Dalam sektor pertanian, pemerintah membangun sebuah kanal untuk kirigasi pertanian, kanal tersebut dibangun dari kota Alexanderia sampai sungai Nil pada tahun 1311 M. Dengan demikian mendukung hasil devisa negara dari sektor pertanian.
C. Bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan
Serangan Mongol di Bagdad, menyebabkan kehancuran peradaban dan ilmu pengetahuan di sana. Hal ini menyebabkan banyaknya para ilmuan yang pindah dan melarikan diri ke Mesir serta menetap di sana. Mesir yang dikenal sebagai pusat peradaban sejak awal, maka tidaklah sulit untuk pengemabngan ilmu dan kebudayaan.Terlebih lagi para sultan Dinasti ini memberikan perhatian yang sangat besar terhadap pengembangan tersebut.
Ilmu pengetahuan yang berkembang di masa Dinasti ini ditandai munculnya para ilmuan dan ulama terkemuka dalam bidang sejarah, kedokteran, astronomi, matematika dan alin-lainnya. Di masa ini munculnya sejarawan ulung seperti, Ibnu Khlaikan yang mengarang buku Wafayat al-A’yun wa Anba Zaman, dan juga tokoh sejarawan lainnya, seperti Abu al-Fida dan Ibnu Taghri Birdi. Di dalam bidang Astronomi dikenal nama Nasir al-Din Tusi dan seorang tokoh sufi yang kenamaan. Dalam bidang kedokteran muncul Ibnu al-Nafis, ia dikenal sebagai penemu susunan peredaran darah dalam paru-paru dan jantung. Tokoh kedokteran lainnya seperti, al-juma’i penulis buku al-Irsyad li Mashalih al-anfus wa al-Ajsad. Ibnu Abi Mahasin dan Shalah al-Din Yusuf mengembangkan opthalmologi.
Dalam bidang keagamaan muncul tokoh Ibnu Taimiyah yang dikenal sebagai reformer pemikiran Islam dan bermazhab Hambali.Muncul pula Suyuti pengarang buku al-Itqan fi Ulum al-Quran, dan Ibnu Hajar al-Asqalani yang termasyhur dalam bidang hadis.Selain itu berdiri pula bangunan dan arsitektur, seperti sekolah-sekolah dan masjid-masjid yang sangat indah.
Sejak masa pemerintahan Qalawun (1279-1290) para sultan Mamalik telah berjasa memperindah bangunan dengan batu-batu banteng, batu kapur dan batu api yang diambil dari dataran tinggi Mesir. Qawalun juga mendirikan sebuah rumah sakit yang indah dan dihubungkan dengan masjid dan sebuah sekolahan dalam satu komplek yang sangat indah. Bangunan ini ia dirikan pada tahun 1284M.
IV. KEHANCURAN
Dinasti Mamalik juga mengalami pasang surut, setelah mengalami kemajuan diberbagai bidang, Dinasti ini juga mengalami masa suram dan kemunduran dan akhirnya masa kehancuran. Di antara faktor-faktor yang menyebabkan lemah dan kehancurannya ialah:
A. Perebutan kekuasaan
Di masa pemerintahan Baybars, keadaan Dinasti Mamalik relatif stabil sehingga kemajuan di berbagai bidang sangat pesat.Sejak mula berdirinya Dinasti ini bercorak oligarki militer.Sultan dipilih bukan atas keturunan, tetapi atas prestasi militer yang gemilang.Namun setelah pemerintahan qalawun, sultan kedelapan (1279-1290 M), terjadi perubahan drastis.Qalawun memulai pergantian sultan berdasarkan secara turun temurun dan tidak lagi memberikan kesempatan pada pihak militer untuk memilih sultan sebagai pemimpin mereka.Hal ini terjadi antara Qalawun dan keturunannya dengan pihak militer.
Selain merubah sistem pergantian sultan, Qalawun juga menyisihkan kelompok Mamluk al-Bahr. Di masanya jumlah mamluk al-Bahr di militer semakin berkurang, karena ia mendatangkan budak-budak dari sirkasia untuk memperkuat kedudukannya. Budak-budak ini dikenal dengan nama Mamluk al-Burji, karena mereka dulunya ditempatkan di benteng-benteng. Semenjak itu tergeserlah kedudukan Mamluk al-Bahr di pemerintahan.Lalu Qalawun mewariskan kesultanan ini sampai empat generasi.
Sistem yang diterapkan ini, ternyata membawa kericuhan dalam pemerintahan.Al-Nasir ibn Qlawun yang mulai memerintah pada tahun 1293 M. Mengalami dua kali turun tahta karena perebutan kekuasaan yang dilakukan oleh Adil Zain al-Din kitbugha dan al-Mansur Susamuddin Lajin.Selanjutnya pada tahun 1382 M. Barquq al-Zahir Saif al-Din dari Mamluk al-Burj merebut kekuasaan dari tangan Shalih al-din al-Haji, sultan terakhir keturunan Qalawun.Sejak itulah tidak menerapkan sistem pergantian sultan secara turun temurun.Maka, mulailah periode Mamluk al-Burj.
Meskipun para sultan Mamluk al-Burj kembali menerapkan suksesi secara demokratis, seperti semula.Namun, kecakapan dan kemampuan mereka dalam memimpin tidak sepiawai kepemimpinan Mamluk al-Bahr, Khususnya qutuz dan Baybars. Kelemahan para sultan ini dimanfaatkan oleh para Amir untuk memperkuat posisi mereka di pemerintahan. Di antara para Amir terjadi persaingan yang tidak sehat. Keadaan ini semakin parah dan pada gilirannya membawa kelemahan dan kehancuran Dinasti ini.
B. Kemewahan dan Budaya Korupsi
Sejak pemerintahan al-Nasir, pola hidup mewah telah menjalar dan merebak dikalangan istana, bahkan dikalangan para Amir.Hal ini membuat keuangan negara menjadi merosot.Untuk mengatasi hal ini maka pajak dinaikan, sehingga rakyat merasa terbebani berat dan menderita.Selain pungutan pajak yang tinggi, para pedagangpun semakin dipersulit.Komoditi utama dari Mesir yang selama ini diperjualkan secara bebas oleh petani, akhirnya diambil alih oleh para sultan dan keuntungan digunakan untuk berfoya-foya.
C. Merosotnya Perekonomian
Sikap penguasa Mamalik yang memeras para pedagang dan membelenggu kebebasan petani, menyebabkan lunturnya gairah dan semangat kerja mereka.Selain dari pada itu, sejak Vasco da Gama menemukan tanjung harapan di tahun 1498, jalur perdagngan berpindah dari Kairo ke tanjung Harapan itu, dan tidak lagi melalui Mesir. Hal ini berdampak sangat besar dalam devisa negara dan selanjutnya melumpuhkan perekonomian.
D. Serangan dari Turki
Penyebab langsung runtuhnya Dinasti mamalik adalah terjadinya penyerangan dan peperangan dengan tentara Turki Usmani yang terjadi dua kali. Di tahun 1516 M, terjadi peperangan di Aleppo yang berakhir dengan kekalahan total pada pihak tentara Mamalik.
Perselisihan dengan pihak Turki Usmani berawal dari tindakan sultan Qait Bay pada tahun 1469 M. Melindungi Jem, saudara Bayazid II sultan Turki Usmani, yang mealrikan diri dari Turki setelah gagal melakukan kudeta untuk menduduki jabatan sultan. Perlakuan sultan
Mamalik ini menimbulkan kemarahan serta dendam dipihak sultan Turki Usmani.
Dendam sultan Bayazid II ditebus oleh puteranya, sultan salim I. Ia menyiapkan suatu angkatan perang untuk menggempur Dinasti Mamalik. Maka terjadilah pertempuran sengit antara keduanya.Pihak Mamalik mengalami kekalahan karena pemegang strategi perangnya berkhianat, yaitu Amir Aleppo, Khair Ray.
Setelah mengalami kemenangan di Aleppo, pasukan Turki Usmani melanjutkan penjarahannya ke Mesir. Untuk kedua kalinya terjadilah pertempuran yang sengit antara tentara Turki Usmani dan tentara Mamalik pada tanggal 22 Januari 1517 M. Tentara Mamalik harus mengakui keunggulan pasukan Turki Usmani. Ini terjadi pada masa sultan Tuman Ray II (1516-1517), sultan Mamalik yang terakhir.Dengan kekalahan ini maka hancurlah Dinasti Mamalik di Mesir.