A. PENDIRIAN
Kerajaan Syafawi berdiri sejak 1503-1722 M.
Kerajaan Syafawi berasal dari sebuah gerakan tarekat yang berdiri di Ardabil, sebuah kota diAzerbaijan. Tarekat ini diberi nama tarekat Syafawiyah, didirikan padawaktu yang hampir bersamaan dengan kerajaan Usmani. Nama Syafawiyah diambil dari nama pendirinya, Syafi al-Din (1252-1334) dan nama Syafawi itu terus dipertahankan sampai tarekat ini menjadi gerakan politik. Bahkan nama itu terus dilestarikan setelah gerakan ini berhasil mendirikan kerajaan. Safi al-Din merupakan keturunan Imam Syi’ah yang keenam yaitu Musa al-Kazhim. Safi al-Din mendirikan tarekat Safawiyah menggantikan guru sekaligus ayah mertuanya yaitu Syaikh Taj al-Din Ibrahim Zahidi.
Tujuan utama didirikannya tarekat ini adalah untuk memerangi orang-orang yang ingkar dan golongan "ahli bid'ah", kemudian memerangi orang-orang yang disebut sebagai ahli bid’ah. Tarekat ini kemudian berkembang dari tasawuf murni yang bersifat local menjadi gerakan keagamaan yang berpengaruh di Persia, Syiria, dan Anatolia. Di negeri-negeri di luar Ardabil, Safi al-di menempatkan wakilnya yang diberi gelar KHALIFAH.
Penguasa Syafawi
Ismail berkuasa selama 23 tahun, yakni antara tahun 1501-1524 M. Beberapa tahun pertamanya ia berhasil menumpas sisa-sisa kekuatan Ak-Koyunlu dan melancarkan gerakan ekspansi. Ekspansi ini berhasil menaklukkan propinsi Caspia di Nazandaran, Gurgan, dan Yazd (1504 M.), Diyar Bakar (1505-1507 M.), Bagdad dan wilayah barat daya ditaklukkannya pada tahun 1508, sedang Khurasan takluk pada tahun 1501 M. Hanya dalam waktu sepuluh tahun, Isma'il berhasil memperluas wilayah kekuasaan yang meliputi seluruh wilayah Persia dan wilayah subur "bulan sabit"
- Berikut silsilah raja-raja kerajaan Syafawi :
Safi al-Din (1252-1334 M); Sadar al-Din Musa (1334-1339 M); Khawaja Ali (1339-1427 M); Ibrahim (1427 - 1447 M); Juneid (1447 - 1460 M); Haidar (1460 - 1494 M); 1. Ismail (1501 - 1524 M); 3. Tahmasp I (1524 -1576 M); 4. Muhammad Khudabanda (1577 - 1787 M); 5. Abbas I (1588 - 1628 M); 6. Safi Mirza (1628 – 1642 M); 7. Abbas II (1642 - 1667 M); 8. Sulaiman (1667 - 1694 M); 9. Husein (1694 - 1722 M); 10.Tahmasp II (1722 - 1732 M); 11. Abbas III (1732 - 1736 M)
B. PERKEMBANGAN POLITIK
Kecenderungan memasuki dunia politik, itu mendapat wujud konkretnya pada masa kepemimpinan Juneid (1447-1460). DinastiSyafawi memperluas gerakannya dengan menambahkan kegiatan politik pada kegiatan keagamaan. Perluasan kegiatan keagamaan inimenimbulkan konflik antara Juneid dengan penguasa Kara Koyunlu(Domba Hitam), salah satu suku bangsa Turki yang berkuasa di wilayahitu. Dalam konflik tersebut, Juneid kalah dan diasingkan ke suatu tempat.Dari tempat baru ini ia mendapat perlindungan dari penguasa Diyar Baki,Ak-Koyunlu, juga salah satu suku bangsa Turki. Ia tinggal di istana UzunHasan, yang ketika itu menguasai sebagian besar Persia.
Kemenangan AK Koyunlu membuat gerakan militer Safawi yang dipimpin Haidar sebagai rival politik dalam meraih kekuasaan selanjutnya, padahal AK Koyunlu adalah sekutu Safawi. AK Koyunlu berusaha melenyapkan kekuatan militer dan kekuasaan Dinasti Safawi. Ali, putra dan pengganti Haidar didesak untuk membalas kematian ayahnya terhadap AK Koyunlu,tetapi pemimpin AK Koyunlu dapat menangkap Ali, Ibrahim dan Ismail di Fars. Mereka dibebaskan dengan syarat membantu Rustam untuk memerangi saudara sepupunya, tetapi kemudian Rustam berkhianat dan membubuh Ali.
Kepemimpinan Safawi selanjutnya berada di tangan Ismail. Selama lima tahun di Gilan, Ismail mempersiapkan kekuatan dan mengadakan hubungan dengan para pengikutnya yang kemudian bersatu membentuk pasukan QIZILBASH (baret merah). Pada 1501 M pasukan Qizilbash menyerang dan mengalahkan AK Koyunlu dan terus berusaha memasuki dan menaklukkan Tabriz, ibu kota AK Koyunlu dan berhasil mendudukinya. Disinilah Ismail memproklamirkan diri sebagai raja pertama dinasti Safawi yang kemudian disebut Ismail I. Ia berkuasa selama 23 tahun (1501-1524 M). Dalam waktu sepuluh tahun ia berhasil memperluas wilayah kekuasaannya. Hanya dalam masa sepuluh tahun wilayah kekuasaannya sudah meliputi Persia dan bagian timur Bulan Sabit Subur. Ambisi politik mendorongnya untuk mengembangkan sayap menguasai daerah-daerah lainnya bahkan ke Turki Usmani. Ismail mengahadapi musuh yang kuat dan membenci golongan Syi’ah. Peperangan antara Safawi dan Turki Usmani terjadi pada 1514 M di Chaldiran dekat Tabriz yang menyebabakan Safawi mengalami kekalahan sehinnga Tabriz dapat dikuasai oleh Turki Usmani.
Kekalahan tersebut meruntuhkan kebanggaan dan kepercayaan diri Ismail sehingga ia lebih senang menyendiri, berburu dan hura-hura. Hal ini mengakibatkan terjadinya persaingan segitiga antara suku-suku Turki, pejabat-pejabat keturunan Persia, dan Qizilbash untuk merebut pengaruh dalam memimpin Safawi.
Keadaan ini baru dapat diatasi setelah Safawi dipimpin oleh Raja Abbas I yang memerintah dari tahun 1588-1628 M. Langkah-langkah yang ditempuh oleh Abbas I dalam memulihkan kerajaan Safawi adalah dengan cara :
Hanya dalam waktu sepuluh tahun itu wilayahkekuasaannya sudah meliputi seluruh Persia dan bagian timur Bulan SabitSubur (Fortile Crescent).Peperangan dengan Turki Usmani terjadi pada tahun 1514 diChaldiran, dekat Tabriz. Karena keunggulan organisasi militer kerajaanUsmani, dalam peperangan ini Ismail mengalami kekalahan, malah TurkiUsmani di bawawh pimpinan Sultan Salim dapat menduduki Tabriz.Kerajaan Syafawi terselamatkan dengan pulangnya Sultan Usmani keTurki karena terjadi perpecahan dikalangan militer Turki di negerinya.Rasa permusuhan dengan kerajaan Usmani terus berlangsungsepeninggal Ismail. Peperangan antara dua kerajaan besar Islam ini terjadibeberapa kali pada zaman pemerintahan Tahmasp I (1524 - 1576 M),Ismail II (1576 - 1577 M) dan Muhammad Khudabanda (1577 - 15873 M).Pada masa tiga raja tersebut, kerajaan Syafawi dalam keadaan lemah.Disamping karena sering terjadi peprangan melawan kerajaan Usmanilebih kuat, juga karena sering terjasi pertentangan antara kelompok-kelompok di dalam negeri.Kondisi memprihatinkan ini baru bisa diatasi setelah raja Syafawikelima, Abbas I naik tahta (1588 - 1628 M).
Langkah-langkah yang ditempuh oleh Abbas I untuk memulihkan politik kerajaan Syafawiadalah:
a. Mengadakan pembenahan administrasi dengan carapengaturan dan pengontrolan dari pusat
b. Pemindahan ibukota ke Isfahan
c. Berusaha menghilangkan dominasi pasukan Qiziblash atas kerajaanSyafawi dengan cara membentuk pasukan baru yang anggotanya terdiri atas budak-budak yang berasal dari tawanan perang bangsaGeorgia, Armenia, dan Sircassia yang telah ada sejak Raja Tahm I.
d. Mengadakan perjanjian damai dengan Turki Usmanie. Berjanji tidak akan menghina tiga khalifah dalam khutbah jum’at.
Hasil Peradaban
Pada bidang seni, kemajuan nampak begitu terlihat dalam gayaarsitektur bangunan-bangunannya, seperti terlihat pada Masjid Syah(1611 M), dan Masjid Syaikh Lutf Allah (1603 M).
C. KEMAJUAN DAN KEMUNDURAN/KERUNTUHAN PERADABAN
Sepeninggal Abbas I, Safawi diperintah oleh enam raja berturut-turut tetapi tidak menunjukkan adanya kenaikan yang berarti tetapi menunjukkan kemunduran yang membawa pada kehancuran. Safi Mirza adalah cucu Abbas I yang merupakan pemimpin yang lemah dan sangat kejam terhadap pembesar-pembesar kerajaan. Abbas II adalah raja yang suka minum-minuman keras sehingga jatuh sakit dan meninggal. Sulaiman juga seorang pemabuk.dan bersikap kejam terhadap pembesar yang dicurigainya. Sehingga rakyat bersikap masa bodoh terhadap pemerintah. Shah Husein yang menggantikannya memberi kekuasaan yang besar terhadap para ulama Syi’ah untuk memaksakan kehendak terhadap ulama Sunni sehingga menimbulkan kemarahan golongan Sunni Afghanistan sehingga memberontak dan berhasil menghancurkan kekuasaan dinasti Safawi.
Sebab-sebab kemunduran Safawi antara lain :
Kerajaan Syafawi berdiri sejak 1503-1722 M.
Kerajaan Syafawi berasal dari sebuah gerakan tarekat yang berdiri di Ardabil, sebuah kota diAzerbaijan. Tarekat ini diberi nama tarekat Syafawiyah, didirikan padawaktu yang hampir bersamaan dengan kerajaan Usmani. Nama Syafawiyah diambil dari nama pendirinya, Syafi al-Din (1252-1334) dan nama Syafawi itu terus dipertahankan sampai tarekat ini menjadi gerakan politik. Bahkan nama itu terus dilestarikan setelah gerakan ini berhasil mendirikan kerajaan. Safi al-Din merupakan keturunan Imam Syi’ah yang keenam yaitu Musa al-Kazhim. Safi al-Din mendirikan tarekat Safawiyah menggantikan guru sekaligus ayah mertuanya yaitu Syaikh Taj al-Din Ibrahim Zahidi.
Tujuan utama didirikannya tarekat ini adalah untuk memerangi orang-orang yang ingkar dan golongan "ahli bid'ah", kemudian memerangi orang-orang yang disebut sebagai ahli bid’ah. Tarekat ini kemudian berkembang dari tasawuf murni yang bersifat local menjadi gerakan keagamaan yang berpengaruh di Persia, Syiria, dan Anatolia. Di negeri-negeri di luar Ardabil, Safi al-di menempatkan wakilnya yang diberi gelar KHALIFAH.
Penguasa Syafawi
Ismail berkuasa selama 23 tahun, yakni antara tahun 1501-1524 M. Beberapa tahun pertamanya ia berhasil menumpas sisa-sisa kekuatan Ak-Koyunlu dan melancarkan gerakan ekspansi. Ekspansi ini berhasil menaklukkan propinsi Caspia di Nazandaran, Gurgan, dan Yazd (1504 M.), Diyar Bakar (1505-1507 M.), Bagdad dan wilayah barat daya ditaklukkannya pada tahun 1508, sedang Khurasan takluk pada tahun 1501 M. Hanya dalam waktu sepuluh tahun, Isma'il berhasil memperluas wilayah kekuasaan yang meliputi seluruh wilayah Persia dan wilayah subur "bulan sabit"
- Berikut silsilah raja-raja kerajaan Syafawi :
Safi al-Din (1252-1334 M); Sadar al-Din Musa (1334-1339 M); Khawaja Ali (1339-1427 M); Ibrahim (1427 - 1447 M); Juneid (1447 - 1460 M); Haidar (1460 - 1494 M); 1. Ismail (1501 - 1524 M); 3. Tahmasp I (1524 -1576 M); 4. Muhammad Khudabanda (1577 - 1787 M); 5. Abbas I (1588 - 1628 M); 6. Safi Mirza (1628 – 1642 M); 7. Abbas II (1642 - 1667 M); 8. Sulaiman (1667 - 1694 M); 9. Husein (1694 - 1722 M); 10.Tahmasp II (1722 - 1732 M); 11. Abbas III (1732 - 1736 M)
B. PERKEMBANGAN POLITIK
Kecenderungan memasuki dunia politik, itu mendapat wujud konkretnya pada masa kepemimpinan Juneid (1447-1460). DinastiSyafawi memperluas gerakannya dengan menambahkan kegiatan politik pada kegiatan keagamaan. Perluasan kegiatan keagamaan inimenimbulkan konflik antara Juneid dengan penguasa Kara Koyunlu(Domba Hitam), salah satu suku bangsa Turki yang berkuasa di wilayahitu. Dalam konflik tersebut, Juneid kalah dan diasingkan ke suatu tempat.Dari tempat baru ini ia mendapat perlindungan dari penguasa Diyar Baki,Ak-Koyunlu, juga salah satu suku bangsa Turki. Ia tinggal di istana UzunHasan, yang ketika itu menguasai sebagian besar Persia.
Kemenangan AK Koyunlu membuat gerakan militer Safawi yang dipimpin Haidar sebagai rival politik dalam meraih kekuasaan selanjutnya, padahal AK Koyunlu adalah sekutu Safawi. AK Koyunlu berusaha melenyapkan kekuatan militer dan kekuasaan Dinasti Safawi. Ali, putra dan pengganti Haidar didesak untuk membalas kematian ayahnya terhadap AK Koyunlu,tetapi pemimpin AK Koyunlu dapat menangkap Ali, Ibrahim dan Ismail di Fars. Mereka dibebaskan dengan syarat membantu Rustam untuk memerangi saudara sepupunya, tetapi kemudian Rustam berkhianat dan membubuh Ali.
Kepemimpinan Safawi selanjutnya berada di tangan Ismail. Selama lima tahun di Gilan, Ismail mempersiapkan kekuatan dan mengadakan hubungan dengan para pengikutnya yang kemudian bersatu membentuk pasukan QIZILBASH (baret merah). Pada 1501 M pasukan Qizilbash menyerang dan mengalahkan AK Koyunlu dan terus berusaha memasuki dan menaklukkan Tabriz, ibu kota AK Koyunlu dan berhasil mendudukinya. Disinilah Ismail memproklamirkan diri sebagai raja pertama dinasti Safawi yang kemudian disebut Ismail I. Ia berkuasa selama 23 tahun (1501-1524 M). Dalam waktu sepuluh tahun ia berhasil memperluas wilayah kekuasaannya. Hanya dalam masa sepuluh tahun wilayah kekuasaannya sudah meliputi Persia dan bagian timur Bulan Sabit Subur. Ambisi politik mendorongnya untuk mengembangkan sayap menguasai daerah-daerah lainnya bahkan ke Turki Usmani. Ismail mengahadapi musuh yang kuat dan membenci golongan Syi’ah. Peperangan antara Safawi dan Turki Usmani terjadi pada 1514 M di Chaldiran dekat Tabriz yang menyebabakan Safawi mengalami kekalahan sehinnga Tabriz dapat dikuasai oleh Turki Usmani.
Kekalahan tersebut meruntuhkan kebanggaan dan kepercayaan diri Ismail sehingga ia lebih senang menyendiri, berburu dan hura-hura. Hal ini mengakibatkan terjadinya persaingan segitiga antara suku-suku Turki, pejabat-pejabat keturunan Persia, dan Qizilbash untuk merebut pengaruh dalam memimpin Safawi.
Keadaan ini baru dapat diatasi setelah Safawi dipimpin oleh Raja Abbas I yang memerintah dari tahun 1588-1628 M. Langkah-langkah yang ditempuh oleh Abbas I dalam memulihkan kerajaan Safawi adalah dengan cara :
- Menghilangkan dominasi pasukan Qizilbash atas kerajaan Safawi dengan membentuk pasukan baru yang beranggotakan budak-budak yang berasal dari tawanan perang bangsa Georgia, Armenia, dan sircassia.
- Mengadakan perjanjian damai dengan Turki Usmani dengan cara Abbas I berjanji tidak akan menghina tiga khalifah pertama dalam Islam ( Abu Bakar, Umar, Usman ) dalam khotbah Jumatnya.
Hanya dalam waktu sepuluh tahun itu wilayahkekuasaannya sudah meliputi seluruh Persia dan bagian timur Bulan SabitSubur (Fortile Crescent).Peperangan dengan Turki Usmani terjadi pada tahun 1514 diChaldiran, dekat Tabriz. Karena keunggulan organisasi militer kerajaanUsmani, dalam peperangan ini Ismail mengalami kekalahan, malah TurkiUsmani di bawawh pimpinan Sultan Salim dapat menduduki Tabriz.Kerajaan Syafawi terselamatkan dengan pulangnya Sultan Usmani keTurki karena terjadi perpecahan dikalangan militer Turki di negerinya.Rasa permusuhan dengan kerajaan Usmani terus berlangsungsepeninggal Ismail. Peperangan antara dua kerajaan besar Islam ini terjadibeberapa kali pada zaman pemerintahan Tahmasp I (1524 - 1576 M),Ismail II (1576 - 1577 M) dan Muhammad Khudabanda (1577 - 15873 M).Pada masa tiga raja tersebut, kerajaan Syafawi dalam keadaan lemah.Disamping karena sering terjadi peprangan melawan kerajaan Usmanilebih kuat, juga karena sering terjasi pertentangan antara kelompok-kelompok di dalam negeri.Kondisi memprihatinkan ini baru bisa diatasi setelah raja Syafawikelima, Abbas I naik tahta (1588 - 1628 M).
Langkah-langkah yang ditempuh oleh Abbas I untuk memulihkan politik kerajaan Syafawiadalah:
a. Mengadakan pembenahan administrasi dengan carapengaturan dan pengontrolan dari pusat
b. Pemindahan ibukota ke Isfahan
c. Berusaha menghilangkan dominasi pasukan Qiziblash atas kerajaanSyafawi dengan cara membentuk pasukan baru yang anggotanya terdiri atas budak-budak yang berasal dari tawanan perang bangsaGeorgia, Armenia, dan Sircassia yang telah ada sejak Raja Tahm I.
d. Mengadakan perjanjian damai dengan Turki Usmanie. Berjanji tidak akan menghina tiga khalifah dalam khutbah jum’at.
Hasil Peradaban
- Bidang Ekonomi
- Bidang Ilmu Pengetahuan
- Bidang pembangunan Fisik dan Seni
Pada bidang seni, kemajuan nampak begitu terlihat dalam gayaarsitektur bangunan-bangunannya, seperti terlihat pada Masjid Syah(1611 M), dan Masjid Syaikh Lutf Allah (1603 M).
C. KEMAJUAN DAN KEMUNDURAN/KERUNTUHAN PERADABAN
Sepeninggal Abbas I, Safawi diperintah oleh enam raja berturut-turut tetapi tidak menunjukkan adanya kenaikan yang berarti tetapi menunjukkan kemunduran yang membawa pada kehancuran. Safi Mirza adalah cucu Abbas I yang merupakan pemimpin yang lemah dan sangat kejam terhadap pembesar-pembesar kerajaan. Abbas II adalah raja yang suka minum-minuman keras sehingga jatuh sakit dan meninggal. Sulaiman juga seorang pemabuk.dan bersikap kejam terhadap pembesar yang dicurigainya. Sehingga rakyat bersikap masa bodoh terhadap pemerintah. Shah Husein yang menggantikannya memberi kekuasaan yang besar terhadap para ulama Syi’ah untuk memaksakan kehendak terhadap ulama Sunni sehingga menimbulkan kemarahan golongan Sunni Afghanistan sehingga memberontak dan berhasil menghancurkan kekuasaan dinasti Safawi.
Sebab-sebab kemunduran Safawi antara lain :
- Konflik panjang dengan kerajaan Turki Usmani. Hal ini disebabkan oleh perbedaan mazhab antara kedua kerajaan.
- Adanya dekadensi moral yang melanda sebagian para pemimpin Safawi.
- Pasukam Ghulam yang dibentuk abbas I tidak memiliki semangat perang seperti Qilzibash yang dikarenakan pasukan tersebut tidak disiapkan secara terlati dan tidak melalui proses pendidikan rohani.
- Seringnya terjadi konflik intern dalam bentuk perebutan kekuasaan dikalangan keluarga istana.