Islam di Spanyol
I. Proses Masuknya Islam di Spanyol Andalusia pada abad ke-2 sampai dengan abad ke-5 M menjadi wilayah kekuasaan Romawi, tetapi kemudian di taklukkan oleh bangsa Vandal pada awal abad ke-5 M. Sebelum kedatangan agama Islam, kehidupan masyarakatnya sangat memprihatinkan, terutama kelompok para para hamba sahaya yang selalu diperlakukan seperti hewan.
Setelah Raja Gothia yang meninggal pada tahun 710 M, ia digantikan oleh Roderick. Tetapi kenaikan Roderick sebagai raja tidak disukai oleh para putri Witiza. Untuk merebut kekuasaan dari tangan Roderick, mereka bekerja sama dengan Graff Yulian yang sama-sama memusuhi Roderick. Kemudian Graff Yulian meminta bantuan dari Musa bin Nushair, gubernur Muawiyah di Afrika.
Untuk memenuhi permintaan itu, Musa bin Nushair memohon izin kepada Khalifah Walid Bin Abdul Malik. Walid kemudian memerintahkan kepada Musa untuk mengirim mata-mata terlebih dahulu mempelajari peta kekuasaan musuh. Kemudian khalifah mengirim pasukan khusus sebanyak 4000 tentara biasa dan 1000 tentara berkuda. Utusan ini kembali dengan hasil yang memuaskan.
Keberhasilan mereka membuat Musa Bin Nushair merasa yakin bahwa kemenangan akan mereka peroleh bila dilakukan dengan persiapan dan perhitungan lebih matang. Pada bulan Sya’ban 92 H / April 711 M. Musa mempersiapkan pasukannya sebanyak 7000 orang di bawah pimpinan Thariq Bin Ziyad, yang kemudian terkenal dengan sebutan selat gilblatar atau selat jabal Thariq. Roderick tak dapat membendung kekuatan pasukan Thariq dan pada akhirnya berkat bantuan bantuan dari pasukan Musa Bin Nushair sebanyak 5000 orang, Thariq dapat menguasi Cordova, Malga dan Granada.[1]
II. Peradaban Islam di sepanyol Dalam masa lebih dari tujuh Abad kekuasaan Islam di Spanyol, umat Islam telah mencapai kejayaan dan kecemerlangan dalam ilmu pengetahuan, banyak prestasi yang mereka peroleh, bahkan telah mempengaruhi peradaban eropa selanjutnya dan dunia .
Dari segi ekonomi pemerintahan Bani Umayyah Spanyol telah memperkenalkan sistim pertanian yang teratur, sehingga banyak menghasilkan produk pertanian sepanjang tahun, diantaranya adalah limau, tebu, padi dan kapas.
b. Kebudayaan dan Intelektual
Dalam hal ini, dibagi menjadi tiga bagian, yaitu; intelektual, sastra dan seni. Ketiga bagian ini telah berkembang pesat pada zaman Bani Umayyah di Spanyol, ditambah lagi bidang pendidikan.
1) Bidang Intelektual;
bidang yang paling maju berkembang pada zaman tersebut ialah bidang syari’ah, yakni hukum-hukum Islam yang bedasarkan al-Qur’an dan al-Hadith, disamping itu juga berdasarkan qiyas dan ijma’ ulama. Terdapat beberapa aliran atau madhhab yang popular dalam Islam, yaitu; Sunni, Syi’ah, Khawarij, Mu’tazilah, Zahiri dan Auza’i. Akan tetapi di Spanyol pada waktu itu, hanya dua madhhab yang terkenal, yaitu; madhhab Auza’i dan Maliki (Sunni). Terdapat juga di kalangan sarjana Islam yang menganut madhhab selain Maliki. Misalnya Baqi Ibn Makhlad (w. 889 M), Ibnu Hazm (w. 1064 M) keduanya menganut Madhhab Shafi’i, kemudian beralih ke madhhab Zahiri, dan al-Jahiz (868 M) menganut madhhab Mu’tazilah, akan tetapi mereka ini merupakan kumpulan kecil dibandingkan dengan kumpulan Maliki. Sebagai madhhab resmi Bani Umayyah, kumpulan madhhab Maliki menjadi penasehat kerajaan dan mahkamah.
2) Bidang Kesusastraan
Bani Umayyah Spanyol banyak melahirkan para ahli sastra dan penyair. Mereka telah Berjaya melahirkan banyak karya-karya syair dan sajak, yang telah diilhami oleh penyai-penyair kawasan timur, diantaranya adalah; Abu Nuwwas (w. 803 M) Abu ‘Atahiyah (w. 826 M) al-Mutanabbi (w. 965 M) dan lain sebagainya. Mereka inilah yang membawa idea-idea ini dibawa ke Spanyol dan setelah itu diubah sesuai mengikuti keadaan dan suasana Spanyol. Diantara para penyair Spanyol yang ternama adalah Ibn Abd al-Rabbih (680-940 M) dengan karyanya berjudul al-Iqd al-Farid (rantai yang tiada taranya) yang mengandung 25 bab dari berbagai tajuk sastra dan juga mengandung maklumat sejarah.
3) Bidang Kesenian
Dalam bidang kesenian kerajaan Bani Umayyah bisa dianggap sebagai zaman permualaan perkembangan kesenian Islam di Spanyol. Sejak pembukaan di Spanyol hingga tahun 976 M boleh dianggap sebagai tahap pembinaan tamaddun Islam di Spanyol. Dalam tempoh tersebut telah berdiri masjid besar di Cordova. Masjid ini mulai dibangun oleh Abd al-Rahman al-Dakhil, setelah itu diperluas dan diperindah oleh Abd al-Rahman II, al-Hakam II dan al-Mansur .
4) Bidang Pendidikan
Bidang ini sangat digalakan pada zaman Bani Umayyah. Pertama; dimulai dengan didirikannya masjid-masjid sebagai tempat ibadah dan tempat menimba ilmu pengetahuan. Kedua; mengundang para ilmuan dari dalam Spanyol atau dari luar, Arab maupun non Arab. Adapun penyebaran ilmu pengetahuan berlaku setelah masa Abd al-Rahman al-Dakhil . Sistim pendidikan di zaman Bani Umayyah dibagi menjadi tiga tahap: rendah, menengah dan tinggi. Pada peringkat rendah (Ibtidaiyyah dan I’dadiyyah = SD dan SMP) pelajar-pelajar diajarkan membaca al-Qur’an dan tatabahasa Arab, mereka biasanya ditempatkan di masjid-masjid. Peringkat tinggi atau universtas mula diwujudkan pada zaman al-Hakam II (961-976 M). Institusi pengajian (perguruan) tinggi ini diwujudkan secara informal yang dikendalikan oleh sekumpulan professor. Ia hanya mengendalikan kursus-kursus pada peringkat lepas ijazah dan berpusat di Cordova dan Toledo
2. Peradaban dan Tradisi Intelektual Pasca Bani Umayyah
a. Kesusastraan dan Filologi
Banyak sekali para ahli bahasa yang muncul di Spanyol pasca pemerintahan Bani Umayyah. Diantaranya adalah; Ibnu Sida (w. 1066 M), beliau telah menghasilkan dua buah kamus bahasa yang sangat besar. Yusuf bin al-Shaikh dari Malaga, ia juga menghasilkan ensiklopedia sastra, akan tetapi lebih umum. Ada juga ahli sastra dan antologi Andalus, ialah Abu al-Walid al-Himyai dan Ibn al-Bassam (w. 1147 M). al-Bassam terkenal dengan kitabnya yang berjudul Zakhirah fi Mahasin Ahl al-Jazirah
b. Ilmu-ilmu Agama
Ilmu-ilmu agama juga berkembang di Spanyol pasca pemerintahan Bani Umayyah. Tradisi keilmuan ini adalah tradisi estafet intelektual yang telah dibangun oleh dinasti Bani Umayyyah, terutama pada masa Abd Rahman III dan anaknya Hakam II , kemudian diteruskan oleh dinasti-dinasti setelahnya. Banyak tokoh agama muncul pada abad 11 dan 12, diantaranya adalah: Ibnu Hazm dengan karya-karyanya dalam bidang agama, yaitu; al-Ihkam li Ushul al-Ahkam, Risalah fi Ushul al-Fiqh, al-Fasl fi al-Milal wa al-Nihal dan al-Muhalla. Ibn Abd al-Barr (978-1070), beliau seorang ulama hadith yang paling terkenal di Spanyol dan Afrika Utara. Karya beliau yang paling agung adalah; al-Isti’ab li al-Sahabah,
Pada abad 12 telah banyak tokoh-tokoh agama yang muncul pada jaman pemerintahan al-Murabitun dan al-Mawahhidun, diantaranya adalah; Qadi ‘Iyad, seorang ulama yang terkenal pada jaman al-Murabitun yang berasal dari Ceuta. Beliau kemudian pergi ke Kordova setelah dilantik menjadi Qadi Ceuta. Terkenal dalam bidang hadith, fiqh dan sejarah. Beliau telah menulis buku sebanyak 20 judul buku, dintaranya adalah; al-Syifa bi Ta’rif al-Huquq al-Mustafa.
c. Sejarah
Ilmu sejarah dan sosiologi juga berkembang pesat di Andalusia semasa pemerintahan Islam. Ahli sejarah dan sosiologi yang menjadi peletak dasar teori-teori sejarah dan sosiologi banyak bermunculan pada masa ini. Mereka antara lain;
Ibnu Hazm dengan karyanya Jamharah al-Ahsab dan Rasail fi Fadl Ahl al- Andalus. Ibnu Batutah (1304 – 1374) seorang sejarawan yang pernah berkunjung ke Indonesia dan Asia Tenggara. Ibnu Jubair dari Valencia (1145 – 1228 M) seorang ahli sejarah dan geografi yang menulis sejarah negeri-negeri muslim Mediterania dan Cicilia. Ibnu Khaldun dari Tunis, seorang ahli filsafat sejarah yang terkenal dengan bukunya Muqaddimah. Abu Marwan Hayyan ibn Khalaf (nama pendeknya adalah; Ibnu Hayyan 987-1076) ia telah mengarang lebih dari lima puluh judul buku, diantaranya adalah al-Matin terdiri dari 60 jilid, namun hanya satu karyanya yang terselamatkan, yaitu; al-Muqtabis fi Tarikh Rijal al-Andalus.
d. Filsafat dan Tasawwuf
Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian dalam bentangan sejarah Islam. Ia berperan sebagai jembatan penyeberangan yang dilalui ilmu pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa pada abad ke-12. Minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M selama pemerintahan penguasa Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad ibn Abdurrahman (832-886 M). Atas inisiatif al-Hakam (961-976 M), karya-karya ilmiah dan filosofis diimpor dari Timur dalam jumlah besar, sehingga Cordova dengan perpustakaan dan universitas-universitasnya mampu menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan di dunia Islam. Apa yang dilakukan oleh para pemimpin dinasti Bani Umayyah di Spanyol ini merupakan persiapan untuk melahirkan filosof-filosof besar pada masa sesudahnya.
Bagian akhir abad ke-12 M menjadi saksi munculnya seorang pengikut Aristoteles yang terbesar di gelanggang filsafat dalam Islam, yaitu; Ibn Rushd dari Cordova. Ia lahir tahun 1126 M dan meninggal tahun 1198 M. Ciri khasnya adalah kecermatan dalam menafsirkan naskah-naskah Aristoteles dan kehati-hatian dalam menggeluti masalah-masalah menahun tentang keserasian filsafat dan agama.
e. Sains
IImu-ilmu kedokteran, musik, matematika, astronomi, kimia dan lain-lain juga berkembang dengan baik. Abbas ibn Famas termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi. Ialah orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dari batu. Ibrahim ibn Yahya al-Naqqash terkenal dalam ilmu astronomi. Ia dapat menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya. Ia juga berhasil membuat teropong modern yang dapat menentukan jarak antara tata surya dan bintang-bintang. Ahmad ibn Ibas dari Cordova adalah ahli dalam bidang obat-obatan. Umm al-Hasan bint Abi Ja’far dan saudara perempuan al-Hafidz adalah dua orang ahli kedokteran dari kalangan wanita.
II. Penyebab kemunduran dan kehancuran peradaban Islam di Spanyol.
Menurut data sejarah, pada saat itu kerajaan Islam di Spanyol terpecah-pecah menjadi kerajaan kecil. Raja-raja kecil ini sering berebut kekuasaan, yang satu menghantam yang lain, sehingga kekuatan mereka menjadi lemah, sedangkan pada saat yang sama, raja-raja Eropa bersatu. Sepeninggal dinasti Umayyah, kerajaan di Spanyol menjadi 20 wilayah kerajaan kecil. Kerajaan-kerajaan itu antara lain bani Ibad di Seville, bani Hamud di Malaga, bani Zirry di Granada, bani Hud di Saragosa, dan yang terkenal adalah bani Dzin Nun yang menguasai kota Toledo, Valensia, dan Marusa.
2. Timbulnya Semangat Orang-Orang Eropa Untuk Menguasai Kembali Andalusia.
Kekuatan Islam berlangsung dalam waktu yang cukup lama, dan selama itu pula orang-orang Eropa mulai menyusun kekuatannya untuk menghancurkan Islam. Pada saat kekuasaan Islam mulai melemah, mereka segera menyusun kekuatan baru yang luar biasa. Serangan demi seranganpun dilancarkan terhadap kekuasaan Islam, tetapi pada mulanya masih dapat digagalkan.
Pada masa pemerintahan Bani Ahmar (1232- 1492), khususnya pada masa pemerintahan Abdurrahman Al-Nasir, kekuatan umat Islam dapat dipulihkan kembali. Akan tetapi menjelang akhir hayatnya, ia mewariskan kekuasaan itu kepada adik kandungnya. Akibatnya Abu Abdullah Muhammad sebagai anaknya merasa kecewa, dan menuntut balas terhadap ayahnya. Dia mengadakan pemberontakan yang menewaskan sang ayah, tetapi kursi kerajaan tetap pada pamannya.[2][4]
Adapun menurut Badri Yatim, sebab-sebab yang menjadikan kemunduran dan kehancuran Islam Spanyol antara lain disebabkan :
a. Konflik penguasa Islam dengan penguasa Kristen.
b. Tidak adanya ideologi pemersatu.
c. Karena kesulitan ekonomi.
d. Tidak jelasnya sistem peralihan kekuasaan.
e. Karena letaknya yang terpencil dari pusat wilayah dunia Islam yang lain.[3][5]
III. Islam di Sisilia dan Peradabannya Sicilia adalah sebuah pulau dilaut Tengah dan merupakan yang terbesar diantara pulau –pulau lainnya.Letaknya berada disebelah menanjung Italia yang dipisahkan oleh selat messina,bentuknya menyerupai segitiga dengan luas 25.708 km persegi .pulau ini bergunung-gunung dan sangat indah ,iklim yang baik, tanahnya subur dan penuh dengan kekayaan alamya.
Sebelum dimasuki Islam Sicilia orang –orang Yunani dan Carthagia ,kemudian oleh kekaisaran Romawi (241 SM -436 M ) lalu oleh Vandal dan Ostrogoth ( 436-533),dan akhirnya Bizantium (533-827)
Ketika orang –orang Islam memasuki Sicilia ,Bizantium masih berkuasa disana. Islam merebut wilayah ini dan berkuasa disana kurang lebih dua setengah abad (827- 1091).
Selama 82 tahun ,Sicilia berada dalam kekuasaan Dinasti Aghlabi yang berpusat di Tunisia. Populasi penduduk Sicilia bertambah seiring datangnya imigran muslim dari Afrika, Asia ,Spanyol dan Barbar . Pada tahun 909 M ,Kekuasaan Dinasti Aghlabi di ambil alih Dinasti Fatimiah.Gubernur fatimiah yang pertama berkuasa di Sicilia ialah Ali bin Ahmad bin Abi al –Fawaris ,yang kemudian pada tahun 910 digantikan oleh Hasan bin Ahmad,seorang panglima yang terpercaya dan terkenal Pada masa pemerintahan Hasan Kekuasaan fatimiah mulai mapan dan ajaran Syiah mulai disebarkan ditengah –tengah kaum muslim, karena tidak senang dengan keadaan demikian orang Arab yang anti Syi’ah di Palermo dan orang Barbar di Girgenti bersatu untuk membangun pemerintahan Sunni di bawah pimpinan Ibnu Qurhub,melihat keadaan demikian pihak Fatimiah dengan dukungan orang Barbar yang tidak senang dengan pemerintahan Ibnu Qurhub,menyerang dan menangkap serta mengeksekusi Ibnu Qurhub,Tetapi pasukan yang menyerang Ibnu Qurhub itu juga akhirnya berbalik dan memberontak terhadap Dinasti Fatimiah,Gubernur Fatimiah diusir dari Palermo,kepulawan itu lalu mendeklarasikan kemerdekaannya dibawah pimpinan Ibnu Qurhub.Sicilia kembali dikuasai Dinasti Fatimiah pada 917 M. Sicilia dipimpin oleh Seorang Gubernur yang bernama Salim bin Rasyid ,Ia memerintah selama 20 tahun sejak 917 sampai kemudian tumbang tahun 937 setelah orang Barbar dan etnik lainnya mengadakan pemberontakan terhadap pemerintahannya.
Penguasa pertama dari Dinasti Kalbiyah yang memerintah di Sicilia adalah Hasan bin Ali bin Abu Al-Husain Al-Kalbi (w 965) Ia memerintah dipulau itu selama 6 tahun .Ketika Hasan Al-Kalbi ditarik kembali ke Afrika pada tahun 953 ia digantikan oleh anaknya .Ahmad bin Hasan Al-Kalbi ,yang memerintah selama 16 tahun ,selama pemerintahan Ahmad banyak kemajuan yang dicapai baik di bidang militer maupun social ,sehingga rakyatnya hidup tenteram. Kekuasaan Dinasti ini mengalami kemunduran pada masa pemerintahan Ja’far bin Yusuf,yang tidak dapat mengendalikan pemerintahan dengan baik. Pada tahun 1044 kekuasaan Bani Kalbi berakhir ketika Hasan asy_Syamsan di pecat oleh pihak yang memenagkan peperangan dengan dinasti Kalbi di Sicilia ,yakni Ali bin Nikmah ,Abdullah bin Mankut
Kekuasaan Islam di Sicilia mulai lemah ketika terjadi perang saudara dan campur tangan Bizantium yang membuka jalan bagi masuk kekuasaan Norman ke pualu ini.Penaklukan Norman terhadap wilayah ini di tandai dengan jatuhnya beberapa kota ketangan Roger I (w 1101),seperti Messina (1060),Palermo(1071) dan Siracusa (1085) Penaklukkan berakhir pada tahun 1091,dengan demikian berakhir pulalah kekuasaan Islam atas wilayah itu setelah berkuasa selama kurang lebih dua setengah abad.
Sejak berada dalam kekuasaan Islam Sicilia menunjukkan kemajuan yang menonjol di berbagai bidang. Pengembangan ilmu pengetahuan selama pemerintahan islam juga cukup menonjol,Pengetahuan yang dikembangkan bukan hanya Agama melainkan juga pengetahuan umum,Pengetahuan agama yang dikembangkan ialah ilmu Al-Qur’an Kiraah ,Hadis ,fikih ,Ilmu kalam dan lain –lain.Pengetahuan umum yang dikembangkan ialah kedokteran ,Farmakologi ,botani ,kimia ,matematika ,sejarah ,Geografi ,astronomi ,filsafat dan lain-lain.Ilmuwan yang terkenal ialah Abu Abdullah Muhammad al-Qarani (astronomi,matematikus dan penyair).dan Abu Bakar as- Siqqilli (kedokteran ).Bidang ilmu yang mendapat prioritas penerjemah ialah buku-buku kedokteran ,obat-obatan ,matematika ,astronomi,optik dan yang berkaitan dengan dunia fisik dan metafisika.Ilmu yang penerjemahan berbagai buku ini memungkinkan orang-orang Eropa mengenal kemajuan ilmu dan teknologi.[4]
[1][1] http://eone26donk.blog.com/2008/05/27/islam-di-ISLAM DI ANDALUSIA
[2][4] H. Mahrus Aslad dan Drs. A. Wahid Sy. 2001. Sejarah Peradaban Islam. Hal. 141
[3][5] Dr. Badri Yatim, M.A. 2002. Sejarah Peradaban Islam, Dirasah Islamiyah II. Hal. 107-108
[4] H. Mahrus Aslad dan Drs. A. Wahid Sy. 2001. Sejarah Peradaban Islam.
Setelah Raja Gothia yang meninggal pada tahun 710 M, ia digantikan oleh Roderick. Tetapi kenaikan Roderick sebagai raja tidak disukai oleh para putri Witiza. Untuk merebut kekuasaan dari tangan Roderick, mereka bekerja sama dengan Graff Yulian yang sama-sama memusuhi Roderick. Kemudian Graff Yulian meminta bantuan dari Musa bin Nushair, gubernur Muawiyah di Afrika.
Untuk memenuhi permintaan itu, Musa bin Nushair memohon izin kepada Khalifah Walid Bin Abdul Malik. Walid kemudian memerintahkan kepada Musa untuk mengirim mata-mata terlebih dahulu mempelajari peta kekuasaan musuh. Kemudian khalifah mengirim pasukan khusus sebanyak 4000 tentara biasa dan 1000 tentara berkuda. Utusan ini kembali dengan hasil yang memuaskan.
Keberhasilan mereka membuat Musa Bin Nushair merasa yakin bahwa kemenangan akan mereka peroleh bila dilakukan dengan persiapan dan perhitungan lebih matang. Pada bulan Sya’ban 92 H / April 711 M. Musa mempersiapkan pasukannya sebanyak 7000 orang di bawah pimpinan Thariq Bin Ziyad, yang kemudian terkenal dengan sebutan selat gilblatar atau selat jabal Thariq. Roderick tak dapat membendung kekuatan pasukan Thariq dan pada akhirnya berkat bantuan bantuan dari pasukan Musa Bin Nushair sebanyak 5000 orang, Thariq dapat menguasi Cordova, Malga dan Granada.[1]
II. Peradaban Islam di sepanyol Dalam masa lebih dari tujuh Abad kekuasaan Islam di Spanyol, umat Islam telah mencapai kejayaan dan kecemerlangan dalam ilmu pengetahuan, banyak prestasi yang mereka peroleh, bahkan telah mempengaruhi peradaban eropa selanjutnya dan dunia .
Dari segi ekonomi pemerintahan Bani Umayyah Spanyol telah memperkenalkan sistim pertanian yang teratur, sehingga banyak menghasilkan produk pertanian sepanjang tahun, diantaranya adalah limau, tebu, padi dan kapas.
b. Kebudayaan dan Intelektual
Dalam hal ini, dibagi menjadi tiga bagian, yaitu; intelektual, sastra dan seni. Ketiga bagian ini telah berkembang pesat pada zaman Bani Umayyah di Spanyol, ditambah lagi bidang pendidikan.
1) Bidang Intelektual;
bidang yang paling maju berkembang pada zaman tersebut ialah bidang syari’ah, yakni hukum-hukum Islam yang bedasarkan al-Qur’an dan al-Hadith, disamping itu juga berdasarkan qiyas dan ijma’ ulama. Terdapat beberapa aliran atau madhhab yang popular dalam Islam, yaitu; Sunni, Syi’ah, Khawarij, Mu’tazilah, Zahiri dan Auza’i. Akan tetapi di Spanyol pada waktu itu, hanya dua madhhab yang terkenal, yaitu; madhhab Auza’i dan Maliki (Sunni). Terdapat juga di kalangan sarjana Islam yang menganut madhhab selain Maliki. Misalnya Baqi Ibn Makhlad (w. 889 M), Ibnu Hazm (w. 1064 M) keduanya menganut Madhhab Shafi’i, kemudian beralih ke madhhab Zahiri, dan al-Jahiz (868 M) menganut madhhab Mu’tazilah, akan tetapi mereka ini merupakan kumpulan kecil dibandingkan dengan kumpulan Maliki. Sebagai madhhab resmi Bani Umayyah, kumpulan madhhab Maliki menjadi penasehat kerajaan dan mahkamah.
2) Bidang Kesusastraan
Bani Umayyah Spanyol banyak melahirkan para ahli sastra dan penyair. Mereka telah Berjaya melahirkan banyak karya-karya syair dan sajak, yang telah diilhami oleh penyai-penyair kawasan timur, diantaranya adalah; Abu Nuwwas (w. 803 M) Abu ‘Atahiyah (w. 826 M) al-Mutanabbi (w. 965 M) dan lain sebagainya. Mereka inilah yang membawa idea-idea ini dibawa ke Spanyol dan setelah itu diubah sesuai mengikuti keadaan dan suasana Spanyol. Diantara para penyair Spanyol yang ternama adalah Ibn Abd al-Rabbih (680-940 M) dengan karyanya berjudul al-Iqd al-Farid (rantai yang tiada taranya) yang mengandung 25 bab dari berbagai tajuk sastra dan juga mengandung maklumat sejarah.
3) Bidang Kesenian
Dalam bidang kesenian kerajaan Bani Umayyah bisa dianggap sebagai zaman permualaan perkembangan kesenian Islam di Spanyol. Sejak pembukaan di Spanyol hingga tahun 976 M boleh dianggap sebagai tahap pembinaan tamaddun Islam di Spanyol. Dalam tempoh tersebut telah berdiri masjid besar di Cordova. Masjid ini mulai dibangun oleh Abd al-Rahman al-Dakhil, setelah itu diperluas dan diperindah oleh Abd al-Rahman II, al-Hakam II dan al-Mansur .
4) Bidang Pendidikan
Bidang ini sangat digalakan pada zaman Bani Umayyah. Pertama; dimulai dengan didirikannya masjid-masjid sebagai tempat ibadah dan tempat menimba ilmu pengetahuan. Kedua; mengundang para ilmuan dari dalam Spanyol atau dari luar, Arab maupun non Arab. Adapun penyebaran ilmu pengetahuan berlaku setelah masa Abd al-Rahman al-Dakhil . Sistim pendidikan di zaman Bani Umayyah dibagi menjadi tiga tahap: rendah, menengah dan tinggi. Pada peringkat rendah (Ibtidaiyyah dan I’dadiyyah = SD dan SMP) pelajar-pelajar diajarkan membaca al-Qur’an dan tatabahasa Arab, mereka biasanya ditempatkan di masjid-masjid. Peringkat tinggi atau universtas mula diwujudkan pada zaman al-Hakam II (961-976 M). Institusi pengajian (perguruan) tinggi ini diwujudkan secara informal yang dikendalikan oleh sekumpulan professor. Ia hanya mengendalikan kursus-kursus pada peringkat lepas ijazah dan berpusat di Cordova dan Toledo
2. Peradaban dan Tradisi Intelektual Pasca Bani Umayyah
a. Kesusastraan dan Filologi
Banyak sekali para ahli bahasa yang muncul di Spanyol pasca pemerintahan Bani Umayyah. Diantaranya adalah; Ibnu Sida (w. 1066 M), beliau telah menghasilkan dua buah kamus bahasa yang sangat besar. Yusuf bin al-Shaikh dari Malaga, ia juga menghasilkan ensiklopedia sastra, akan tetapi lebih umum. Ada juga ahli sastra dan antologi Andalus, ialah Abu al-Walid al-Himyai dan Ibn al-Bassam (w. 1147 M). al-Bassam terkenal dengan kitabnya yang berjudul Zakhirah fi Mahasin Ahl al-Jazirah
b. Ilmu-ilmu Agama
Ilmu-ilmu agama juga berkembang di Spanyol pasca pemerintahan Bani Umayyah. Tradisi keilmuan ini adalah tradisi estafet intelektual yang telah dibangun oleh dinasti Bani Umayyyah, terutama pada masa Abd Rahman III dan anaknya Hakam II , kemudian diteruskan oleh dinasti-dinasti setelahnya. Banyak tokoh agama muncul pada abad 11 dan 12, diantaranya adalah: Ibnu Hazm dengan karya-karyanya dalam bidang agama, yaitu; al-Ihkam li Ushul al-Ahkam, Risalah fi Ushul al-Fiqh, al-Fasl fi al-Milal wa al-Nihal dan al-Muhalla. Ibn Abd al-Barr (978-1070), beliau seorang ulama hadith yang paling terkenal di Spanyol dan Afrika Utara. Karya beliau yang paling agung adalah; al-Isti’ab li al-Sahabah,
Pada abad 12 telah banyak tokoh-tokoh agama yang muncul pada jaman pemerintahan al-Murabitun dan al-Mawahhidun, diantaranya adalah; Qadi ‘Iyad, seorang ulama yang terkenal pada jaman al-Murabitun yang berasal dari Ceuta. Beliau kemudian pergi ke Kordova setelah dilantik menjadi Qadi Ceuta. Terkenal dalam bidang hadith, fiqh dan sejarah. Beliau telah menulis buku sebanyak 20 judul buku, dintaranya adalah; al-Syifa bi Ta’rif al-Huquq al-Mustafa.
c. Sejarah
Ilmu sejarah dan sosiologi juga berkembang pesat di Andalusia semasa pemerintahan Islam. Ahli sejarah dan sosiologi yang menjadi peletak dasar teori-teori sejarah dan sosiologi banyak bermunculan pada masa ini. Mereka antara lain;
Ibnu Hazm dengan karyanya Jamharah al-Ahsab dan Rasail fi Fadl Ahl al- Andalus. Ibnu Batutah (1304 – 1374) seorang sejarawan yang pernah berkunjung ke Indonesia dan Asia Tenggara. Ibnu Jubair dari Valencia (1145 – 1228 M) seorang ahli sejarah dan geografi yang menulis sejarah negeri-negeri muslim Mediterania dan Cicilia. Ibnu Khaldun dari Tunis, seorang ahli filsafat sejarah yang terkenal dengan bukunya Muqaddimah. Abu Marwan Hayyan ibn Khalaf (nama pendeknya adalah; Ibnu Hayyan 987-1076) ia telah mengarang lebih dari lima puluh judul buku, diantaranya adalah al-Matin terdiri dari 60 jilid, namun hanya satu karyanya yang terselamatkan, yaitu; al-Muqtabis fi Tarikh Rijal al-Andalus.
d. Filsafat dan Tasawwuf
Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian dalam bentangan sejarah Islam. Ia berperan sebagai jembatan penyeberangan yang dilalui ilmu pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa pada abad ke-12. Minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M selama pemerintahan penguasa Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad ibn Abdurrahman (832-886 M). Atas inisiatif al-Hakam (961-976 M), karya-karya ilmiah dan filosofis diimpor dari Timur dalam jumlah besar, sehingga Cordova dengan perpustakaan dan universitas-universitasnya mampu menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan di dunia Islam. Apa yang dilakukan oleh para pemimpin dinasti Bani Umayyah di Spanyol ini merupakan persiapan untuk melahirkan filosof-filosof besar pada masa sesudahnya.
Bagian akhir abad ke-12 M menjadi saksi munculnya seorang pengikut Aristoteles yang terbesar di gelanggang filsafat dalam Islam, yaitu; Ibn Rushd dari Cordova. Ia lahir tahun 1126 M dan meninggal tahun 1198 M. Ciri khasnya adalah kecermatan dalam menafsirkan naskah-naskah Aristoteles dan kehati-hatian dalam menggeluti masalah-masalah menahun tentang keserasian filsafat dan agama.
e. Sains
IImu-ilmu kedokteran, musik, matematika, astronomi, kimia dan lain-lain juga berkembang dengan baik. Abbas ibn Famas termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi. Ialah orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dari batu. Ibrahim ibn Yahya al-Naqqash terkenal dalam ilmu astronomi. Ia dapat menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya. Ia juga berhasil membuat teropong modern yang dapat menentukan jarak antara tata surya dan bintang-bintang. Ahmad ibn Ibas dari Cordova adalah ahli dalam bidang obat-obatan. Umm al-Hasan bint Abi Ja’far dan saudara perempuan al-Hafidz adalah dua orang ahli kedokteran dari kalangan wanita.
II. Penyebab kemunduran dan kehancuran peradaban Islam di Spanyol.
Menurut data sejarah, pada saat itu kerajaan Islam di Spanyol terpecah-pecah menjadi kerajaan kecil. Raja-raja kecil ini sering berebut kekuasaan, yang satu menghantam yang lain, sehingga kekuatan mereka menjadi lemah, sedangkan pada saat yang sama, raja-raja Eropa bersatu. Sepeninggal dinasti Umayyah, kerajaan di Spanyol menjadi 20 wilayah kerajaan kecil. Kerajaan-kerajaan itu antara lain bani Ibad di Seville, bani Hamud di Malaga, bani Zirry di Granada, bani Hud di Saragosa, dan yang terkenal adalah bani Dzin Nun yang menguasai kota Toledo, Valensia, dan Marusa.
2. Timbulnya Semangat Orang-Orang Eropa Untuk Menguasai Kembali Andalusia.
Kekuatan Islam berlangsung dalam waktu yang cukup lama, dan selama itu pula orang-orang Eropa mulai menyusun kekuatannya untuk menghancurkan Islam. Pada saat kekuasaan Islam mulai melemah, mereka segera menyusun kekuatan baru yang luar biasa. Serangan demi seranganpun dilancarkan terhadap kekuasaan Islam, tetapi pada mulanya masih dapat digagalkan.
Pada masa pemerintahan Bani Ahmar (1232- 1492), khususnya pada masa pemerintahan Abdurrahman Al-Nasir, kekuatan umat Islam dapat dipulihkan kembali. Akan tetapi menjelang akhir hayatnya, ia mewariskan kekuasaan itu kepada adik kandungnya. Akibatnya Abu Abdullah Muhammad sebagai anaknya merasa kecewa, dan menuntut balas terhadap ayahnya. Dia mengadakan pemberontakan yang menewaskan sang ayah, tetapi kursi kerajaan tetap pada pamannya.[2][4]
Adapun menurut Badri Yatim, sebab-sebab yang menjadikan kemunduran dan kehancuran Islam Spanyol antara lain disebabkan :
a. Konflik penguasa Islam dengan penguasa Kristen.
b. Tidak adanya ideologi pemersatu.
c. Karena kesulitan ekonomi.
d. Tidak jelasnya sistem peralihan kekuasaan.
e. Karena letaknya yang terpencil dari pusat wilayah dunia Islam yang lain.[3][5]
III. Islam di Sisilia dan Peradabannya Sicilia adalah sebuah pulau dilaut Tengah dan merupakan yang terbesar diantara pulau –pulau lainnya.Letaknya berada disebelah menanjung Italia yang dipisahkan oleh selat messina,bentuknya menyerupai segitiga dengan luas 25.708 km persegi .pulau ini bergunung-gunung dan sangat indah ,iklim yang baik, tanahnya subur dan penuh dengan kekayaan alamya.
Sebelum dimasuki Islam Sicilia orang –orang Yunani dan Carthagia ,kemudian oleh kekaisaran Romawi (241 SM -436 M ) lalu oleh Vandal dan Ostrogoth ( 436-533),dan akhirnya Bizantium (533-827)
Ketika orang –orang Islam memasuki Sicilia ,Bizantium masih berkuasa disana. Islam merebut wilayah ini dan berkuasa disana kurang lebih dua setengah abad (827- 1091).
Selama 82 tahun ,Sicilia berada dalam kekuasaan Dinasti Aghlabi yang berpusat di Tunisia. Populasi penduduk Sicilia bertambah seiring datangnya imigran muslim dari Afrika, Asia ,Spanyol dan Barbar . Pada tahun 909 M ,Kekuasaan Dinasti Aghlabi di ambil alih Dinasti Fatimiah.Gubernur fatimiah yang pertama berkuasa di Sicilia ialah Ali bin Ahmad bin Abi al –Fawaris ,yang kemudian pada tahun 910 digantikan oleh Hasan bin Ahmad,seorang panglima yang terpercaya dan terkenal Pada masa pemerintahan Hasan Kekuasaan fatimiah mulai mapan dan ajaran Syiah mulai disebarkan ditengah –tengah kaum muslim, karena tidak senang dengan keadaan demikian orang Arab yang anti Syi’ah di Palermo dan orang Barbar di Girgenti bersatu untuk membangun pemerintahan Sunni di bawah pimpinan Ibnu Qurhub,melihat keadaan demikian pihak Fatimiah dengan dukungan orang Barbar yang tidak senang dengan pemerintahan Ibnu Qurhub,menyerang dan menangkap serta mengeksekusi Ibnu Qurhub,Tetapi pasukan yang menyerang Ibnu Qurhub itu juga akhirnya berbalik dan memberontak terhadap Dinasti Fatimiah,Gubernur Fatimiah diusir dari Palermo,kepulawan itu lalu mendeklarasikan kemerdekaannya dibawah pimpinan Ibnu Qurhub.Sicilia kembali dikuasai Dinasti Fatimiah pada 917 M. Sicilia dipimpin oleh Seorang Gubernur yang bernama Salim bin Rasyid ,Ia memerintah selama 20 tahun sejak 917 sampai kemudian tumbang tahun 937 setelah orang Barbar dan etnik lainnya mengadakan pemberontakan terhadap pemerintahannya.
Penguasa pertama dari Dinasti Kalbiyah yang memerintah di Sicilia adalah Hasan bin Ali bin Abu Al-Husain Al-Kalbi (w 965) Ia memerintah dipulau itu selama 6 tahun .Ketika Hasan Al-Kalbi ditarik kembali ke Afrika pada tahun 953 ia digantikan oleh anaknya .Ahmad bin Hasan Al-Kalbi ,yang memerintah selama 16 tahun ,selama pemerintahan Ahmad banyak kemajuan yang dicapai baik di bidang militer maupun social ,sehingga rakyatnya hidup tenteram. Kekuasaan Dinasti ini mengalami kemunduran pada masa pemerintahan Ja’far bin Yusuf,yang tidak dapat mengendalikan pemerintahan dengan baik. Pada tahun 1044 kekuasaan Bani Kalbi berakhir ketika Hasan asy_Syamsan di pecat oleh pihak yang memenagkan peperangan dengan dinasti Kalbi di Sicilia ,yakni Ali bin Nikmah ,Abdullah bin Mankut
Kekuasaan Islam di Sicilia mulai lemah ketika terjadi perang saudara dan campur tangan Bizantium yang membuka jalan bagi masuk kekuasaan Norman ke pualu ini.Penaklukan Norman terhadap wilayah ini di tandai dengan jatuhnya beberapa kota ketangan Roger I (w 1101),seperti Messina (1060),Palermo(1071) dan Siracusa (1085) Penaklukkan berakhir pada tahun 1091,dengan demikian berakhir pulalah kekuasaan Islam atas wilayah itu setelah berkuasa selama kurang lebih dua setengah abad.
Sejak berada dalam kekuasaan Islam Sicilia menunjukkan kemajuan yang menonjol di berbagai bidang. Pengembangan ilmu pengetahuan selama pemerintahan islam juga cukup menonjol,Pengetahuan yang dikembangkan bukan hanya Agama melainkan juga pengetahuan umum,Pengetahuan agama yang dikembangkan ialah ilmu Al-Qur’an Kiraah ,Hadis ,fikih ,Ilmu kalam dan lain –lain.Pengetahuan umum yang dikembangkan ialah kedokteran ,Farmakologi ,botani ,kimia ,matematika ,sejarah ,Geografi ,astronomi ,filsafat dan lain-lain.Ilmuwan yang terkenal ialah Abu Abdullah Muhammad al-Qarani (astronomi,matematikus dan penyair).dan Abu Bakar as- Siqqilli (kedokteran ).Bidang ilmu yang mendapat prioritas penerjemah ialah buku-buku kedokteran ,obat-obatan ,matematika ,astronomi,optik dan yang berkaitan dengan dunia fisik dan metafisika.Ilmu yang penerjemahan berbagai buku ini memungkinkan orang-orang Eropa mengenal kemajuan ilmu dan teknologi.[4]
[1][1] http://eone26donk.blog.com/2008/05/27/islam-di-ISLAM DI ANDALUSIA
[2][4] H. Mahrus Aslad dan Drs. A. Wahid Sy. 2001. Sejarah Peradaban Islam. Hal. 141
[3][5] Dr. Badri Yatim, M.A. 2002. Sejarah Peradaban Islam, Dirasah Islamiyah II. Hal. 107-108
[4] H. Mahrus Aslad dan Drs. A. Wahid Sy. 2001. Sejarah Peradaban Islam.